Jakarta (ANTARA) - Charlotte Hornets secara resmi memecat pelatih kepala James Borrego setelah ia gagal mengantarkan tim ke playoff sekali pun dalam tenor empat tahun kepemimpinannya.
"Di luar pekerjaannya sebagai pelatih, dia seseorang yang luar biasa. Saya mengharapkan yang terbaik baginya dan keluarga di masa mendatang," kata Presiden Operasional & General Manager Hornets Mitch Kupchak dikutip dari situs resmi tim NBA itu pada Sabtu.
"Keputusan semacam ini selalu sulit. Di luar itu semua, kami memiliki komposisi utama pemain muda bertalenta yang membuat saya begitu tak sabar melihat masa depan tim. Kami akan segera mencari pelatih kepala baru," ujarnya menambahkan.
Borrego merupakan pelatih kepala ke-11 yang pernah menangani Hornets dan memulai tugasnya sejak Mei 2018.
Selama empat musim Borrego punya rekor keseluruhan menang kalah 138-163 atau rasio kemenangan 45,8 persen.
Keputusan ini datang tak sampai setahun setelah Hornets memperpanjang kontrak Borrego dengan durasi multitahun pada Agustus lalu.
Hornets sudah absen dari fase playoff sejak penampilan terakhir pada 2015/16 dan tak pernah memenangi satu seri playoff pun sejak 2001/02.
Dua musim terakhir, upaya Borrego mengantarkan Hornets ke playoff selalu kandas di fase turnamen play-in Wilayah Timur NBA.
Kendati rekor Hornets musim ini relatif baik yakni 43-39, mereka hanya finis di urutan ke-10 klasemen akhir Timur dan di babak pertama turnamen play-in mereka menelan kekalahan 103-132 dari Atlanta Hawks sehingga harus menutup musim lebih awal.
Pemain Debutan Terbaik (Rookie of The Year) NBA 2020/21, LaMelo Ball, menjadi kepingan utama roster Hornets musim ini bersama forward Miles Bridges.
Ball mencatatkan rata-rata 20,1 poin, 6,7 rebound, 7,6 assist dan 1,6 steal musim ini, sedangkan Bridges juga menajamkan rekor rataannya musim ini dengan 20,2 poin, 7,0 rebound dan 3,8 assist.
Bridges akan memasuki status bebas kontrak terbatas pada Juli nanti yang bisa membuatnya menerima tawaran besar dari Hornets, sedangkan Ball kabarnya menolak perpanjangan kontrak senilai 60 juta dolar AS tahun lalu dengan harapan bisa memperoleh angka yang lebih besar.
Absennya Gordon Hayward sejak sepertiga akhir musim dan hanya kembali satu pertandingan sebelum menepi lagi di turnamen play-in jelas mempengaruhi penampilan Hornets yang kehilangan kepingan lain dalam kekuatan mereka.