Melbourne (ANTARA) - Sydney akan dibuka kembali mulai Senin (11/10) setelah berbulan-bulan memberlakukan karantina wilayah atau lockdown, kata para pejabat pada Minggu.
Dunia usaha di kota terbesar di Australia itu siap menyambut penduduk yang telah divaksin penuh.
New South Wales (NSW) melaporkan 477 kasus baru virus corona dan enam kematian pada Minggu, dalam wabah yang membuat 5 juta orang di Sydney, ibu kota negara bagian itu, terkunci selama 100 hari.
Negara bagian terpadat di Australia itu telah memenuhi ambang batas 70 persen penduduknya yang divaksin penuh.
Oleh karena itu, NSW siap untuk melonggarkan beberapa pembatasan dan membuka kembali banyak bisnis, kata pemimpin NSW Dominic Perrottet.
"Ini adalah hari istimewa bagi negara bagian kita, dan kepada semua orang di seluruh New South Wales: Anda telah mendapatkannya," kata Perrottet. "Sudah seratus hari darah, keringat, tidak ada bir, tapi kita akan kembali beraksi besok."
Ketika ditanya apa hal pertama yang dilakukannya pada Senin, Perrottet berkata, "Saya akan potong rambut."
Media lokal melaporkan bahwa salon rambut dan kecantikan telah penuh dipesan untuk minggu-minggu mendatang.
"Kami telah mengulur hari bagi mereka dan memberi waktu ekstra di buku agenda mereka sehingga kami dapat melayani klien kami sesegera mungkin," kata Joseph Hkeik, pengelola beberapa klinik perawatan kulit All Saints di Sydney, kepada Sydney Morning Herald.
Namun, banyak pembatasan jarak sosial dan pembatasan pertemuan publik akan tetap diberlakukan selama berminggu-minggu, kata Perrett.
Victoria, yang ibu kotanya Melbourne dikunci sejak awal Agustus, melaporkan 1.890 kasus baru dan lima kematian pada Minggu.
Negara bagian itu diperkirakan akan dibuka kembali pada akhir Oktober ketika 70 persen penduduknya sudah divaksin penuh.
Secara nasional, hampir 62 persen dari semua warga Australia berusia 16 tahun ke atas telah menerima dua dosis vaksin.
Setelah 80 persen warga Australia yang memenuhi syarat divaksin sepenuhnya, negara tersebut secara bertahap akan membuka kembali perbatasan internasional yang telah ditutup sejak Maret 2020.
Total kasus COVID-19 di negara berpenduduk kurang dari 26 juta jiwa itu tetap jauh lebih rendah daripada banyak negara maju lainnya, dengan 127.500 lebih kasus infeksi dan 1.432 kematian selama pandemi.
Tetangganya, Selandia Baru, yang sempat bebas virus hingga varian Delta menyerang pada pertengahan Agustus, melaporkan 60 kasus lokal baru, naik dari 34 pada Sabtu.
Sumber: Reuters
Berita Terkait
Delapan manfaat memiliki asuransi perjalanan
Senin, 24 Juni 2024 12:23 Wib
BRI nilai restrukturisasi kredit dampak COVID-19 telah selamatkan UMKM
Senin, 1 April 2024 15:15 Wib
BRI siapkan strategi jelang berakhirnya restrukturisasi COVID-19
Selasa, 20 Februari 2024 11:07 Wib
Guru Besar UGM: AI dan big data bisa percepat pengembangan obat baru
Sabtu, 10 Februari 2024 11:19 Wib
Dinkes Sumsel temukan 28 kasus aktif COVID-19 pada Januari 2024
Rabu, 31 Januari 2024 23:24 Wib
Peneliti UGM: Limbah rumah tangga bisa deteksi COVID-19
Selasa, 30 Januari 2024 20:44 Wib
Dinkes Sumsel temukan 15 kasus aktif COVID-19 di awal 2024
Kamis, 11 Januari 2024 19:13 Wib
Dokter imbau masyarakat tak egois hadapi COVID-19 subvarian baru
Selasa, 9 Januari 2024 16:50 Wib