Stasiun jadi pusat rekreasi guna tingkatkan okupansi LRT Palembang

id lrt palembang

Stasiun jadi pusat rekreasi guna  tingkatkan okupansi LRT Palembang

Rangkaian Light Rail Transit (LRT) melintas di kawasan Jakabaring, Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (30/3/2021) (ANTARA FOTO/Nova Wahyudi)

Sumatera Selatan (ANTARA) - Balai Pengelola Kereta Api Ringan Sumatera Selatan (Sumsel) berinovasi dengan menjadikan stasiun sebagai pusat rekreasi masyarakat untuk meningkatkan okupansi penggunaan Light Rail Transit (LRT) Palembang.

Kepala Balai Pengelola Kereta Api Ringan Sumatera Selatan Amanna Gappa di Palembang, Sabtu, mengatakan, pihaknya mendesain khusus stasiun LRT Ampera untuk menjadi pusat rekreasi masyarakat dengan menyediakan fasilitas gerai kuliner.

“Sehingga stasiun ini bisa lebih dioptimalkan tidak sekedar menjadi tempat transit penumpang,” kata dia.

Stasiun ini, lanjutnya, menjadi salah satu tempat yang dipilih untuk dijadikan pusat rekreasi masyarakat karena potensi untuk dikunjungi lebih besar.

Pertama lokasinya strategis berada di antara objek wisata seperti Jembatan Ampera yang megah berdekatan dengan Sungai Musi, pusat perbelanjaan pasar 16 Ilir, Monpera, Benteng Kuto Besak, dan Masjid Agung.

“Sehingga potensi untuk menarik minat masyarakat lebih besar tentu beriringan dengan membaiknya level penyebaran COVID-19 Palembang saat ini,” ujarnya.

Ia menargetkan realisasi menjadikan stasiun LRT Ampera sebagai pusat rekreasi masyarakat itu pada Oktober 2021. Sebab saat ini pihaknya beserta stakeholder tengah membahas konsep dengan detail.

Tak bisa dipungkiri selama diberlakukan berbagai pembatasan untuk menanggulangi penyebaran COVID-19 okupansi LRT mengalami penurunan yang cukup signifikan menyusut sebanyak 33 persen.

Manager Humas Kereta Api Indonesia (KAI) Divisi Regional III Palembang Aida Suryanti mengatakan selama PPKM  LRT hanya melayani pengantaran penumpang sebanyak 3.300 penumpang per hari.

Jumlah tersebut menyusut sebanyak 33 persen bila dibandingkan sebelum pembatasan kegiatan diberlakukan pada Juni lalu yakni okupansi penumpang rata-rata harian mencapai 5.300 penumpang.

Menurutnya, menyusutnya penumpang LRT tersebut disebabkan oleh minimnya aktivitas masyarakat di luar rumah baik itu kegiatan pendidikan, perkantoran, maupun aktivitas ekonomi, khususnya perjalanan wisata.

“Masyarakat yang memilih naik LRT sebagai moda transportasi masal ikut menurun,” katanya.

Kenadati demikian, seiring membaiknya kondisi penyebaran COVID-19 di Palembang saat ini yang berada dalam PPKM Level tiga secara perlahan okupansi sudah mulai tumbuh.

LRT tetap beroperasi melayani perjalanan sebanyak 88 rute perjalanan setiap harinya mulai beroperasi dari pukul 06.00 WIB sampai pukul 20.25 WIB.

Keberangkatan LRT terakhir pukul 18.43 WIB dari stasiun DJKA dan 19.37 WIB dari stasiun Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II.

Selama beroperasi pelaksanaan pelayanan tetap berpedoman dengan aturan protokol kesehatan yang ketat dari masuk di stasiun LRT sampai tiba di tujuan.

Para penumpang wajib mencuci tangan di tempat yang sudah disediakan dan tetap memakai masker, katanya.