KJRI Kuching bantu pemulangan jenazah guru anak pekerja migran
Pontianak (ANTARA) - Kepala Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Kuching, Yonny Tri Prayitno mengatakan, pihaknya ikut membantu pemulangan jenazah almarhumah Hj Naharia Raja (44), guru Community Learning Centre (CLC) atau guru sekolah bagi anak-anak pekerja migran Indonesia (PMI) yang wafat di Sarawak melalui PLBN Entikong, Kalbar.
"Kami dari KJRI Kuching turut berduka cita, dan membantu proses pemulangan jenazah ke kampung halaman almarhumah di Gowa, Sulsel, yang didampingi suaminya," kata Yonny saat dihubungi di Sarawak, Jumat.
Dia menjelaskan, jenazah telah diberangkatkan dari Mukah, Sarawak, Kamis (5/8) dan hari Jumat (6/8) ini dijadwalkan tiba di perbatasan Pos CIQ Tebedu.
"Sebagai penghormatan dan penghargaan kepada almarhumah, kami melepas jenazah almarhumah di pintu PLBN Entikong. Sebelumnya kami menyampaikan piagam penghargaan dan terima kasih kepada almarhumah atas jasa serta dedikasinya sebagai guru pamong CLC di Sarawak. Kami juga menyerahkan sumbangan duka dari KJRI Kuching dan rekan-rekan guru CLC di Sarawak yang diterima oleh suami almarhumah," katanya.
Menurutnya, almarhumah Hj Naharia Raja yang wafat usia 44 tahun merupakan PMI asal Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, telah mengabdi selama lima tahun (tahun 2016-2021) sebagai guru pamong di CLC Balingian, Mukah, Sarawak.
Sementara itu, atas berita duka tersebut, murid-murid CLC di ladang Felcra Balingian, Mukah, Sarawak sangat berduka dan bersedih karena ibu guru yang mereka sayangi dan mereka cintai telah pergi0 meninggalkan mereka selamanya.
Hj Nahariah Raja, guru mereka tersebut meninggal dunia di kediamannya ladang Felcra Balingian, Sarawak karena sakit jantung dan sebelumnya sempat dirawat di Rumah Sakit Mukah selama empat hari.
Tidak hanya murid-murid almarhumah yang bersedih dan berduka, semua teman-teman almarhumah dari korps guru CLC se-Sarawak turut bersedih dan berduka. Bahkan salah seorang guru mengungkapkan perasaannya pada saat almarhumah sakit, dalam tulisannya menyebutkan, "tidak tega lihatnya berbaring lemah di rumah sakit, karena beliau itu adalah orang yang paling semangat dalam menjalankan tugasnya terkadang meskipun dia tidak enak badan tetap masuk mengajar tidak peduli hujan, panas dan bahkan hari Minggu pun masuk kalau anak-anak mau ujian dan tidak peduli dibayar atau tidak asalkan anak-anak pintar, beliau sungguh sangat baik".
Pelepasan jenazah di PLBN Entikong berjalan lancar, diterima oleh Satgas pemulangan WNI/PMI. Selanjutnya setelah menjalani protokol kesehatan pencegahan COVID- 19 jenazah akan dibawa ke kampung halamannya di Gowa, Sulsel.
"Kami dari KJRI Kuching turut berduka cita, dan membantu proses pemulangan jenazah ke kampung halaman almarhumah di Gowa, Sulsel, yang didampingi suaminya," kata Yonny saat dihubungi di Sarawak, Jumat.
Dia menjelaskan, jenazah telah diberangkatkan dari Mukah, Sarawak, Kamis (5/8) dan hari Jumat (6/8) ini dijadwalkan tiba di perbatasan Pos CIQ Tebedu.
"Sebagai penghormatan dan penghargaan kepada almarhumah, kami melepas jenazah almarhumah di pintu PLBN Entikong. Sebelumnya kami menyampaikan piagam penghargaan dan terima kasih kepada almarhumah atas jasa serta dedikasinya sebagai guru pamong CLC di Sarawak. Kami juga menyerahkan sumbangan duka dari KJRI Kuching dan rekan-rekan guru CLC di Sarawak yang diterima oleh suami almarhumah," katanya.
Menurutnya, almarhumah Hj Naharia Raja yang wafat usia 44 tahun merupakan PMI asal Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, telah mengabdi selama lima tahun (tahun 2016-2021) sebagai guru pamong di CLC Balingian, Mukah, Sarawak.
Sementara itu, atas berita duka tersebut, murid-murid CLC di ladang Felcra Balingian, Mukah, Sarawak sangat berduka dan bersedih karena ibu guru yang mereka sayangi dan mereka cintai telah pergi0 meninggalkan mereka selamanya.
Hj Nahariah Raja, guru mereka tersebut meninggal dunia di kediamannya ladang Felcra Balingian, Sarawak karena sakit jantung dan sebelumnya sempat dirawat di Rumah Sakit Mukah selama empat hari.
Tidak hanya murid-murid almarhumah yang bersedih dan berduka, semua teman-teman almarhumah dari korps guru CLC se-Sarawak turut bersedih dan berduka. Bahkan salah seorang guru mengungkapkan perasaannya pada saat almarhumah sakit, dalam tulisannya menyebutkan, "tidak tega lihatnya berbaring lemah di rumah sakit, karena beliau itu adalah orang yang paling semangat dalam menjalankan tugasnya terkadang meskipun dia tidak enak badan tetap masuk mengajar tidak peduli hujan, panas dan bahkan hari Minggu pun masuk kalau anak-anak mau ujian dan tidak peduli dibayar atau tidak asalkan anak-anak pintar, beliau sungguh sangat baik".
Pelepasan jenazah di PLBN Entikong berjalan lancar, diterima oleh Satgas pemulangan WNI/PMI. Selanjutnya setelah menjalani protokol kesehatan pencegahan COVID- 19 jenazah akan dibawa ke kampung halamannya di Gowa, Sulsel.