Museum SMB II Palembang buat pameran kontemporer 'Venesia dari Timur'
Palembang (ANTARA) - Museum Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang membuat pameran kontemporer selama tiga bulan dengan menyajikan berbagai koleksi yang menunjukkan bahwa kota tersebut pernah dijuluki 'Venesia dari Timur'.
Wakil Wali Kota Palembang, Fitrianti Agustinda, Senin, mengatakan pameran kontemporer bertema sungai itu mengajak masyarakat sadar akan fungsi utama Sungai Musi sebagai jantung Kota Palembang.
"Pameran ini mengingatkan bahwa dulu sungai dan anak sungai Musi mengalir jernih dan indah sampai dijuluki Venesia dari Timur, namun sekarang harus diakui kondisinya sudah berubah," ujarnya saat membuka pameran.
Menurut dia masyarakat harus belajar dari sejarah bagaimana cara memperlakukan Sungai Musi sebagai salah satu sumber kegiatan sosial, ekonomi dan budaya di masa lalu.
Sebab sejak 1337 tahun lalu didirikan, Kota Palembang sudah didominasi ruang air sehingga dijuluki kota air karena lahannya selalu digenangi air, sehingga tata pengelolaan lingkungan harus dilakukan dengan pendekatan berbeda.
Ia mengakui kondisi Sungai Musi dan anak-anak sungainya saat ini semakin memburuk karena menjadi tempat pembuangan sampah, kondisi itu terus terjadi akibat perilaku masyarakat yang kurang memahami peran penting Sungai Musi.
"Namun kondisi Sungai Musi terus kami perhatikan, tentu diimplementasikan lewat berbagai program lingkungan dan kolaborasi dengan beragam pihak," tambahnya.
Sementara Kepala Dinas Kebudayaan Kota Palembang, Zanariah, menambahkan pameran kontemporer itu juga dalam rangka memperingati hari museum Indonesia, pameran berlangsung di beranda lantai dua museum dan membatasi pengunjung dalam tiap sesi.
"Pameran ini tetap mengutamakan protokol kesehatan pencegahan COVID-19," kata dia.
Ia menjelaskan sejumlah koleksi museum yang dipamerkan sudah berumur ratusan tahun, seperti tempayan arak, kendi Cina, mukun, piring acar, dan pengayuh dayung perahu kajang.
Turut dipamerkan foto-foto masa lalu yang memperlihatkan peradaban Sungai Musi dan miniatur kapal yang digunakan masyarakat masa itu.
Pameran temporer tersebut terbuka untuk umum mulai 12 Oktober 2020 hingga 12 Januari 2021, para pengunjung hanya perlu membayar Rp5.000 untuk menikmati pameran sekaligus melihat koleksi keseluruhan Museum SMB II.
"Hari senin pameran dibuka pukul 13.00-15.00 WIB, sedangkan Selasa-Minggu dibuka pukul 9.00-15.00 WIB," tambah Zanariah.
Wakil Wali Kota Palembang, Fitrianti Agustinda, Senin, mengatakan pameran kontemporer bertema sungai itu mengajak masyarakat sadar akan fungsi utama Sungai Musi sebagai jantung Kota Palembang.
"Pameran ini mengingatkan bahwa dulu sungai dan anak sungai Musi mengalir jernih dan indah sampai dijuluki Venesia dari Timur, namun sekarang harus diakui kondisinya sudah berubah," ujarnya saat membuka pameran.
Menurut dia masyarakat harus belajar dari sejarah bagaimana cara memperlakukan Sungai Musi sebagai salah satu sumber kegiatan sosial, ekonomi dan budaya di masa lalu.
Sebab sejak 1337 tahun lalu didirikan, Kota Palembang sudah didominasi ruang air sehingga dijuluki kota air karena lahannya selalu digenangi air, sehingga tata pengelolaan lingkungan harus dilakukan dengan pendekatan berbeda.
Ia mengakui kondisi Sungai Musi dan anak-anak sungainya saat ini semakin memburuk karena menjadi tempat pembuangan sampah, kondisi itu terus terjadi akibat perilaku masyarakat yang kurang memahami peran penting Sungai Musi.
"Namun kondisi Sungai Musi terus kami perhatikan, tentu diimplementasikan lewat berbagai program lingkungan dan kolaborasi dengan beragam pihak," tambahnya.
Sementara Kepala Dinas Kebudayaan Kota Palembang, Zanariah, menambahkan pameran kontemporer itu juga dalam rangka memperingati hari museum Indonesia, pameran berlangsung di beranda lantai dua museum dan membatasi pengunjung dalam tiap sesi.
"Pameran ini tetap mengutamakan protokol kesehatan pencegahan COVID-19," kata dia.
Ia menjelaskan sejumlah koleksi museum yang dipamerkan sudah berumur ratusan tahun, seperti tempayan arak, kendi Cina, mukun, piring acar, dan pengayuh dayung perahu kajang.
Turut dipamerkan foto-foto masa lalu yang memperlihatkan peradaban Sungai Musi dan miniatur kapal yang digunakan masyarakat masa itu.
Pameran temporer tersebut terbuka untuk umum mulai 12 Oktober 2020 hingga 12 Januari 2021, para pengunjung hanya perlu membayar Rp5.000 untuk menikmati pameran sekaligus melihat koleksi keseluruhan Museum SMB II.
"Hari senin pameran dibuka pukul 13.00-15.00 WIB, sedangkan Selasa-Minggu dibuka pukul 9.00-15.00 WIB," tambah Zanariah.