Memoles Stadion Jakabaring jelang Piala Dunia U-20
Palembang (ANTARA) - FIFA sudah memutuskan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 tahun 2021. Namun, daerah mana saja di Tanah Air yang bakal terpilih menjadi penyelenggara hingga kini masih menjadi tanda tanya.
Sejauh ini PSSI telah mengusulkan enam stadion untuk dijadikan penyelenggara Piala Dunia U-20 ke FIFA yakni Stadion Utama Gelora Bung Karno (Jakarta), Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring (Palembang), Stadion Si Jalak Harupat (Bandung), Stadion Manahan (Solo), Stadion Gelora Bung Tomo (Surabaya) dan Stadion Kapten I Wayan Dipta (Gianyar).
Walau belum ada pengesahan dari FIFA, tapi lahirnya Inpres Nomor 8 tahun 2020 pada 15 September 2020 mengenai Dukungan Penyelenggaraan FIFA U-20 World Cup tahun 2021, dapat menjadi dasar bagi Sumatera Selatan untuk terus berbenah.
Sejauh ini progres perbaikan rumput lapangan utama Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring, Palembang, telah mencapai 75 persen setelah dikebut pengerjaannya sejak akhir Juli 2020.
Direktur PT Jakabaring Sport City Bambang Supriyanto mengatakan perusahaannya menargetkan perbaikan tuntas pada awal November 2020 untuk menyongsong kedatangan tim verifikator FIFA ke Palembang pada November mendatang.
“Tinggal 25 persen lagi tapi secara keseluruhan terlihat sudah bagus. Tinggi rumputnya saja yang belum sesuai, namun masih ada 1,5 bulan lagi,” kata Bambang setelah mendampingi tim persiapan Piala Dunia U-20 Sumatera Selatan meninjau Stadion GSJ, Sabtu (10/10).
PT JSC selaku pengelola kawasan Jakabaring Sport City bertanggung jawab dalam menyiapkan Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring sejak PSSI menjadikan stadion itu sebagai kandidat penyelenggara Piala Dunia U-20.
Perbaikan rumput dilakukan dengan menggandeng kontraktor yang sudah berpengalaman dengan target selesai pada awal November 2020.
Selain memperbaiki lapangan rumput, pembenahan juga dilakukan untuk kursi penonton, kursi pemain cadangan serta beberapa fasilitas pendukung lainnya sesuai dengan rekomendasi tim teknis PSSI.
Pada pekan ini juga mulai dilakukan pengecatan bangku penonton dengan ornamen sesuai rekomendasi Kementerian PUPR, yang menyerupai bangku penonton di Stadion Gelora Bung Karno.
Selain fokus pada area Field of Play (FOP), beberapa fasilitas pendukung di dalam stadion juga turut dibenahi berdasarkan hasil rekomendasi tim teknis PSSI Pusat yang telah berkunjung ke Palembang pada 27 Agustus lalu.
“Fokus kami memang lebih ke rumput stadion karena perbaikannya membutuhkan waktu, harus ada pemeliharaan. Sementara sarana pendukung lain, relatif tidak terlalu sulit karena stadion ini biasa menggelar pertandingan berskala internasional,” kata Bambang.
Ajang Piala Dunia U-19 diyakini memiliki magnitudo yang luar biasa untuk mengangkat nama daerah ke pentas dunia dan sekaligus memantik perekonomian rakyat setempat.
Sumatera Selatan sejak satu dekade terakhir langganan menjadi tuan rumah ajang single hingga multi event skala internasional, mulai dari SEA Games 2011, Islamic Solidarity Games 2013, ASEAN University Games 2014, hingga Asian Games 2018.
Oleh karena itu, sejak awal Sumatera Selatan menyatakan minat untuk menjadi penyelenggara Piala Dunia U-20.
Namun, untuk memastikan single event itu bakal digelar di Bumi Sriwijaya, Provinsi Sumatera Selatan harus memenuhi standar yang ditetapkan FIFA terutama infrastruktur stadion utamanya.
Selain itu juga diminta memastikan kesiapan, empat stadion pendamping untuk latihan yakni Lapangan Base Ball, Lapangan Atletik, Stadion Bumi dan Lapangan Panahan yang menjadi tanggung jawab Kementerian PUPR.
Tentunya berbeda standar pertandingan Asian Games dengan Piala Dunia seperti dikatakan Ketua Tim Teknik PSSI Dessy Arfianto.
“Memang benar Palembang sudah pernah menjadi tuan rumah Asian Games, tapi percayalah Piala Dunia itu grade (tingkatannya) naik sedikit dari Asian Games,” kata dia.
Untuk itu, ia meminta Provinsi Sumatera Selatan berupaya memenuhi standar yang ditetapkan FIFA jika ingin terpilih menjadi penyelenggara.
Dessy mengatakan, PSSI menggaransi pihaknya tidak dapat mengintervensi karena keputusan final berada di tim verifikator FIFA yang nantinya akan meninjau secara langsung ke Palembang.
Oleh karena itu, PSSI berharap, laporan yang diberikan kepanitiaan di Palembang itu sesuai kondisi sebenarnya sehingga tidak terjadi perbedaan saat ditinjau perwakilan FIFA.
“Ada 16 item rekomendasi kami ke Sumsel untuk segera diperbaiki, dan kami pun melaporkan ini ke FIFA,” kata Dessy.
Sementara itu, Ketua Umum Asprov PSSI Sumsel Ucok Hidayat menyarankan didatangkan profesional berlisensi yang dapat menilai kelayakan stadion untuk menyelenggarakan Piala Dunia U-20.
Ini terkait dengan kelayakan lapangan rumput Stadion GSJ mengingat perbaikannya membutuhkan waktu untuk pemeliharaaan.
“Sumsel butuh evaluasi dari tim yang berkompeten (berlisensi dari FIFA) supaya jika ada kekurangan dapat dikejar perbaikannya,” kata Ucok.
Sekretaris Tim Persiapan Piala Dunia U-20 Provinsi Sumatera Selatan Faisal Mursyid mengatakan sejauh ini Sumsel terus berbenah sejak kedatangan tim teknis PSSI pada akhir Agustus lalu.
Sebanyak 16 item yang menjadi catatan tim teknis PSSI sudah ditindaklanjuti oleh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Sumsel.
Menurutnya, Sumsel terus melaporkan progres perbaikan tersebut ke PSSI . “Hanya saja hingga kini belum mendapatkan respon balik,” kata Faisal.
Alokasikan lebih dari Rp56 miliar
Provinsi Sumatera Selatan berharap terpilih menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20. Keseriusan tersebut diwujudkan dalam pengalokasian APBD untuk mendukung pelaksanaan ajang bergengsi tersebut.
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Yusuf Wibowo menambahkan sejauh ini Sumsel telah mengalokasikan dana Rp56 miliar untuk menunjang kesiapan menjadi tuan rumah ajang olahraga sepak bola itu.
“Sudah kami hitung di tiap-tiap OPD, sudah ada alokasi Rp56 miliar. Ini update terbarunya, artinya masih bisa bertambah lagi,” kata dia.
Sebelumnya pada 15 September, Presiden Joko Widodo telah menetapkan Inpres Nomor 8 tahun 2020 dan Keppres Nomor 19 tahun 2020 tentang penyelenggaraan FIFA U-20 World Cup tahun 2021.
Pertandingan akan berlangsung 20 Mei -12 Juni 2021 di enam stadion, yakni Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta, Stadion Gelora Sriwijaya Palembang, Stadion Si Jalak Harupat Bandung, Stadion Manahan Solo, Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya dan Stadion Kapten I Wayan Dipta Bali.
Gubernur Sumsel Herman Deru menganggap penunjukan Sumsel menjadi salah satu tuan rumah FIFA U-20 World Cup 2021 sebagai indikator bahwa wilayahnya telah dipercaya menyelenggarakan event internasional untuk kesekian kalinya karena memiliki pengalaman.
Sumsel, kata Herman Deru, mempunyai semangat menerima menjadi tuan rumah kejuaraan internasional karena sudah siap dari sisi infrastruktur.
Oleh karena itu, dukungan dan antusias dari masyarakat akan terus dibangun agar penyelenggaraan Piala Dunia U-20 berjalan lancar.
Bahkan untuk membangkitkan antusiasme Piala Dunia U-20 di Sumsel, pemerintah daerah setempat akan membangun 10 stadion yang tersebar di kabupaten/kota dengan menggunakan dana CSR perusahaan BUMD/BUMN.
"Masyarakat tidak cukup dengan hore-hore saja, tapi harus ikut berbuat apa agar citra Sumsel di mata dunia semakin membaik lewat Piala Dunia nanti. Dari langkah kecil saja misalnya dengan terbiasa menjaga kebersihan," kata Deru.
Piala Dunia U-20 demikian memikat bagi Sumatera Selatan. Bukan sekadar untuk menjaga eksistensi tapi sejatinya karena olahraga ini dinyakini paling populer sejagat.
Sejauh ini PSSI telah mengusulkan enam stadion untuk dijadikan penyelenggara Piala Dunia U-20 ke FIFA yakni Stadion Utama Gelora Bung Karno (Jakarta), Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring (Palembang), Stadion Si Jalak Harupat (Bandung), Stadion Manahan (Solo), Stadion Gelora Bung Tomo (Surabaya) dan Stadion Kapten I Wayan Dipta (Gianyar).
Walau belum ada pengesahan dari FIFA, tapi lahirnya Inpres Nomor 8 tahun 2020 pada 15 September 2020 mengenai Dukungan Penyelenggaraan FIFA U-20 World Cup tahun 2021, dapat menjadi dasar bagi Sumatera Selatan untuk terus berbenah.
Sejauh ini progres perbaikan rumput lapangan utama Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring, Palembang, telah mencapai 75 persen setelah dikebut pengerjaannya sejak akhir Juli 2020.
Direktur PT Jakabaring Sport City Bambang Supriyanto mengatakan perusahaannya menargetkan perbaikan tuntas pada awal November 2020 untuk menyongsong kedatangan tim verifikator FIFA ke Palembang pada November mendatang.
“Tinggal 25 persen lagi tapi secara keseluruhan terlihat sudah bagus. Tinggi rumputnya saja yang belum sesuai, namun masih ada 1,5 bulan lagi,” kata Bambang setelah mendampingi tim persiapan Piala Dunia U-20 Sumatera Selatan meninjau Stadion GSJ, Sabtu (10/10).
PT JSC selaku pengelola kawasan Jakabaring Sport City bertanggung jawab dalam menyiapkan Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring sejak PSSI menjadikan stadion itu sebagai kandidat penyelenggara Piala Dunia U-20.
Perbaikan rumput dilakukan dengan menggandeng kontraktor yang sudah berpengalaman dengan target selesai pada awal November 2020.
Selain memperbaiki lapangan rumput, pembenahan juga dilakukan untuk kursi penonton, kursi pemain cadangan serta beberapa fasilitas pendukung lainnya sesuai dengan rekomendasi tim teknis PSSI.
Pada pekan ini juga mulai dilakukan pengecatan bangku penonton dengan ornamen sesuai rekomendasi Kementerian PUPR, yang menyerupai bangku penonton di Stadion Gelora Bung Karno.
Selain fokus pada area Field of Play (FOP), beberapa fasilitas pendukung di dalam stadion juga turut dibenahi berdasarkan hasil rekomendasi tim teknis PSSI Pusat yang telah berkunjung ke Palembang pada 27 Agustus lalu.
“Fokus kami memang lebih ke rumput stadion karena perbaikannya membutuhkan waktu, harus ada pemeliharaan. Sementara sarana pendukung lain, relatif tidak terlalu sulit karena stadion ini biasa menggelar pertandingan berskala internasional,” kata Bambang.
Ajang Piala Dunia U-19 diyakini memiliki magnitudo yang luar biasa untuk mengangkat nama daerah ke pentas dunia dan sekaligus memantik perekonomian rakyat setempat.
Sumatera Selatan sejak satu dekade terakhir langganan menjadi tuan rumah ajang single hingga multi event skala internasional, mulai dari SEA Games 2011, Islamic Solidarity Games 2013, ASEAN University Games 2014, hingga Asian Games 2018.
Oleh karena itu, sejak awal Sumatera Selatan menyatakan minat untuk menjadi penyelenggara Piala Dunia U-20.
Namun, untuk memastikan single event itu bakal digelar di Bumi Sriwijaya, Provinsi Sumatera Selatan harus memenuhi standar yang ditetapkan FIFA terutama infrastruktur stadion utamanya.
Selain itu juga diminta memastikan kesiapan, empat stadion pendamping untuk latihan yakni Lapangan Base Ball, Lapangan Atletik, Stadion Bumi dan Lapangan Panahan yang menjadi tanggung jawab Kementerian PUPR.
Tentunya berbeda standar pertandingan Asian Games dengan Piala Dunia seperti dikatakan Ketua Tim Teknik PSSI Dessy Arfianto.
“Memang benar Palembang sudah pernah menjadi tuan rumah Asian Games, tapi percayalah Piala Dunia itu grade (tingkatannya) naik sedikit dari Asian Games,” kata dia.
Untuk itu, ia meminta Provinsi Sumatera Selatan berupaya memenuhi standar yang ditetapkan FIFA jika ingin terpilih menjadi penyelenggara.
Dessy mengatakan, PSSI menggaransi pihaknya tidak dapat mengintervensi karena keputusan final berada di tim verifikator FIFA yang nantinya akan meninjau secara langsung ke Palembang.
Oleh karena itu, PSSI berharap, laporan yang diberikan kepanitiaan di Palembang itu sesuai kondisi sebenarnya sehingga tidak terjadi perbedaan saat ditinjau perwakilan FIFA.
“Ada 16 item rekomendasi kami ke Sumsel untuk segera diperbaiki, dan kami pun melaporkan ini ke FIFA,” kata Dessy.
Sementara itu, Ketua Umum Asprov PSSI Sumsel Ucok Hidayat menyarankan didatangkan profesional berlisensi yang dapat menilai kelayakan stadion untuk menyelenggarakan Piala Dunia U-20.
Ini terkait dengan kelayakan lapangan rumput Stadion GSJ mengingat perbaikannya membutuhkan waktu untuk pemeliharaaan.
“Sumsel butuh evaluasi dari tim yang berkompeten (berlisensi dari FIFA) supaya jika ada kekurangan dapat dikejar perbaikannya,” kata Ucok.
Sekretaris Tim Persiapan Piala Dunia U-20 Provinsi Sumatera Selatan Faisal Mursyid mengatakan sejauh ini Sumsel terus berbenah sejak kedatangan tim teknis PSSI pada akhir Agustus lalu.
Sebanyak 16 item yang menjadi catatan tim teknis PSSI sudah ditindaklanjuti oleh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Sumsel.
Menurutnya, Sumsel terus melaporkan progres perbaikan tersebut ke PSSI . “Hanya saja hingga kini belum mendapatkan respon balik,” kata Faisal.
Alokasikan lebih dari Rp56 miliar
Provinsi Sumatera Selatan berharap terpilih menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20. Keseriusan tersebut diwujudkan dalam pengalokasian APBD untuk mendukung pelaksanaan ajang bergengsi tersebut.
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Yusuf Wibowo menambahkan sejauh ini Sumsel telah mengalokasikan dana Rp56 miliar untuk menunjang kesiapan menjadi tuan rumah ajang olahraga sepak bola itu.
“Sudah kami hitung di tiap-tiap OPD, sudah ada alokasi Rp56 miliar. Ini update terbarunya, artinya masih bisa bertambah lagi,” kata dia.
Sebelumnya pada 15 September, Presiden Joko Widodo telah menetapkan Inpres Nomor 8 tahun 2020 dan Keppres Nomor 19 tahun 2020 tentang penyelenggaraan FIFA U-20 World Cup tahun 2021.
Pertandingan akan berlangsung 20 Mei -12 Juni 2021 di enam stadion, yakni Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta, Stadion Gelora Sriwijaya Palembang, Stadion Si Jalak Harupat Bandung, Stadion Manahan Solo, Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya dan Stadion Kapten I Wayan Dipta Bali.
Gubernur Sumsel Herman Deru menganggap penunjukan Sumsel menjadi salah satu tuan rumah FIFA U-20 World Cup 2021 sebagai indikator bahwa wilayahnya telah dipercaya menyelenggarakan event internasional untuk kesekian kalinya karena memiliki pengalaman.
Sumsel, kata Herman Deru, mempunyai semangat menerima menjadi tuan rumah kejuaraan internasional karena sudah siap dari sisi infrastruktur.
Oleh karena itu, dukungan dan antusias dari masyarakat akan terus dibangun agar penyelenggaraan Piala Dunia U-20 berjalan lancar.
Bahkan untuk membangkitkan antusiasme Piala Dunia U-20 di Sumsel, pemerintah daerah setempat akan membangun 10 stadion yang tersebar di kabupaten/kota dengan menggunakan dana CSR perusahaan BUMD/BUMN.
"Masyarakat tidak cukup dengan hore-hore saja, tapi harus ikut berbuat apa agar citra Sumsel di mata dunia semakin membaik lewat Piala Dunia nanti. Dari langkah kecil saja misalnya dengan terbiasa menjaga kebersihan," kata Deru.
Piala Dunia U-20 demikian memikat bagi Sumatera Selatan. Bukan sekadar untuk menjaga eksistensi tapi sejatinya karena olahraga ini dinyakini paling populer sejagat.