Menkes: Pemerintah siapkan 11 ribu tempat tidur bagi OTG COVID-19

id covid-19,orang tanpa gejala,terawan agus putranto,menteri kesehatan,doni monardo,arilangga hartarto,berita sumsel, berita palembang, antara sumsel, an

Menkes: Pemerintah siapkan 11 ribu tempat tidur  bagi OTG COVID-19

Tangkap layar pernyataan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto dalam konferensi pers daring di Kantor Presiden Jakarta, Senin (14/9). (ANTARA/Desca Lidya Natalia)

Jakarta (ANTARA) - Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menyatakan pemerintah menyiapkan setidaknya 11.637 tempat tidur bagi pasien COVID-19 yang masuk dalam kategori Orang Tanpa Gejala (OTG) dan bergejala ringan baik di RS Darurat Wisma Atlet, balai pelatihan kesehatan maupun hotel.

"Pemerintah menambah tempat isolasi pasien untuk yang gejala ringan atau Orang Tanpa Gejala dari COVID-19 ini, untuk gejala ringan COVID-19 telah disiapkan untuk di Jakarta, yakni RS Darurat Wisma Atlet Kemayoran ada 2 tower yaitu tower 6 terdapat tempat tidur 1.746 sudah terisi 888, sedangkan tower 7 terdapat 2.472 tempat tidur baru terisi 749," kata Terawan dalam konferensi pers daring di Kantor Presiden Jakarta, Senin.

Dengan demikian, di tower 6 masih tersisa 858 tempat tidur dan dan di tower 7 ada 1.723 tempat tidur bagi pasien bergejala ringan.

"Sedangkan untuk yang tanpa gejala, flat isolasi Wisma Atlet Kemayoran menyiapkan 2 tower yaitu tower 4 dan tower 5, masing-masing tower 4 ada 2.742 tempat tidur belum terisi sedangkan tower 5 terdapat 2.472 tempat tidur baru terisi 81," ungkap Terawan.

Sehingga di tower 4 dan tower 5 RS Darurat Wisma Atlet Kemayoran ada 5.403 tempat tidur bagi OTG Covid-19.

"Di samping itu disiapkan balai pelatihan kesehatan atau Bapelkes di Jakarta dan Ciloto sebanyak 362 kamar yang dapat menampung 653 orang," tambah Terawan.

Menurut Terawan, Kemenkes juga menyiapkan Bapelkes di Batam, Semarang dan Makassar.

"Kemudian hotel bintang 2 di Jakarta juga bisa untuk isolasi mandiri ada 10-15 hotel dengan kapasitas 1.500 kamar atau 3.000 orang yang bekerja sama dengan jaringan grup hotel Accor, Novotel, Ibis, maupun Tauzia, Harris dan sebagainya. Jumlah hotel bisa ditambah 15-30 hotel jika diperlukan," ungkap Terawan.

Selain itu, menurut Terawan, jaringan hotel-hotel tersebut juga siap membantu pemerintah bila membutuhkan isolasi di luar Jakarta.

"Sehingga total tempat tidur yang disediakan pemerintah untuk menampung OTG maupun pasien bergejala ringan di Jakarta adalah sebanyak 11.637 tempat tidur," katanya.

Kepala Satuan Tugas Penanganan COVID-19 yang juga Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo mengatakan data mengenai jumlah tempat tidur yang tersedia secara "real time" dapat diperoleh lewat data Puskes TNI.

"Dan siapa saja yang nanti dapat diterima adalah mereka yang sudah dapat rekomendasi/rujukan dari puskesmas daerah masing-masing," kata Doni dalam konferensi pers daring.

Lebih lanjut dikatakannya hotel-hotel yang tersedia berada di Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Jakarta Barat dan Jakarta Selatan.

"Hotel-hotel yang selama ini telah menerima WNI kita pulang dari luar negeri. Ada puluhan ribu WNI yang sudah kembali dan mereka melakukan isolasi mandiri sampai dengan hasil swab PCR mereka diumumkan, termasuk yang positif COVID-19 telah terlayani dengan baik," ungkap Doni.

Doni pun meminta agar masyarakat tidak khawatir adanya kekurangan ruang isolasi khususnya di DKI Jakarta.

"Sehingga kekhawatiran masyarakat tentang penuhnya ruang isolasi ini bisa kita carikan solusinya, termasuk kami sampaikan pesan kepada Gubernur DKI, untuk sementara jangan lagi gunakan tempat-tempat misalnya GOR, balai-balai yang mungkin kualitasnya tidak memadai sehingga kenyamanan masyarakat yang mendapat perawatan bisa lebih maksimal," ungkap Doni.

Terkait kerja sama dengan hotel, Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional yang juga Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah punya dana yang cukup untuk membayarnya.

"Karena BNPB sudah bekerja sama dengan beberapa hotel di DKI dan pemerintah sediakan dananya. Kami sudah punya 'exercise-nya', dan dana di pemerintah cukup untuk itu," kata Airlangga.