Bibit vaksin dari manapun akan berkhasiat cegah virus SARS-CoV-2 di Indonesia

id BNPB, Vaksin, COVID-19,virolog,Universitas Udayana,mutasi virus

Bibit vaksin dari manapun akan berkhasiat cegah virus SARS-CoV-2 di Indonesia

Dokumentasi - Botol kecil berlabel stiker "Vaksin COVID-19" dan jarum suntik medis, terlihat dalam ilustrasi yang diambil. (ANTARA/REUTERS/Dado Ruvic/pri.)

Jakarta (ANTARA) - Ahli virologi dari Universitas Udayana, Bali, Prof Ngurah Mahardika mengatakan bibit vaksin dari manapun di seluruh dunia akan dapat digunakan atau berkhasiat bagi pencegahan virus SARS-CoV-2, penyebab penyakit COVID-19 yang ada di Indonesia.

"Jadi virus (SARS-CoV-2) Indonesia itu tidak unik. Jadi bibit vaksin dari manapun di dunia akan berkhasiat di Indonesia, menurut data sementara," katanya dalam konferensi pers bersama Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di Graha BNPB Jakarta, Kamis.

Ia mengatakan bahwa virus yang ada di Indonesia sedikit berbeda dengan virus SARS-CoV-2 awal yang asalnya dari Wuhan.

Namun, kata dia, virus di Indonesia itu tidak mengalami perbedaan pada "receptor binding sitenya". Jika virus di Indonesia mengalami perubahan pada "binding site", maka vaksin yang ditemukan dari luar mungkin akan kehilangan khasiatnya jika dipakai di Indonesia.

Ia mengatakan bahwa virus SARS-CoV-2 yang ada di Indonesia mengalami substitusi pada "receptor binding site" tersebut.

Untuk melihat apakah perbedaan tersebut akan menyebabkan virus menjadi semakin ganas atau tidak, ia menyarankan pemerintah untuk melakukan pengkajian lebih lanjut.

"Di sini pemerintah dan peneliti Indonesia perlu mengkaji apakah virus di Indonesia akan semakin ganas atau tidak. Dan yang lain adalah perlu fasilitas riset dan produksi vaksin kelas dunia," katanya.

Baca juga: Antara selenggarakan tes cepat bagi 41 insan pers IDN Times
Baca juga: Wabah COVID-19 kembali merebak di Beijing


Kepada masyarakat, ia mengatakan masyarakat memiliki kewajiban agar virus tidak mempunyai peluang untuk berubah atau bermutasi.

Untuk menutup peluang itu, masyarakat perlu menaati protokol kesehatan untuk mencegah virus menginfeksi ke dalam tubuh.

"Jadi untuk membuat virus ini tidak bermutasi, maka jangan sampai masuk ke dalam tubuh manusia," katanya.

Itu berarti bahwa virus SARS-CoV-2 tidak akan dapat bermutasi ketika berada di luar. Virus tersebut perlu masuk ke dalam tubuh terlebih dahulu untuk bisa melakukan mutasi.

Dalam hal itu, ia menekankan bahwa masyarakat perlu membiasakan diri dengan perilaku atau kebiasaan yang aman dari COVID-19 sehingga virus penyebab wabah itu tidak bergerak bebas menginfeksi dan bermutasi di dalam tubuh.

"Jadi usahakan virus ini tidak punya peluang untuk berkembang biak," katanya.

Sementara itu, terlepas dari semua itu ia mengatakan bahwa dari sekian banyak kasus infeksi SARS-CoV-2 di Indonesia, ia menemukan bahwa virus tersebut sebenarnya tidak memiliki daya mutasi yang tinggi.

"Jadi bahwa virus ini memang sedikit berbeda dengan virus Wuhan. Tapi perbedaan itu tampaknya belum pada yang fungsional, yang menyebabkan dia semakin ganas, atau antibodi atau antivaksin menjadi kehilangan manfaatnya," demikian Ngurah Mahardika.

Baca juga: Update 17 Juni: Kasus positif COVID-19 di Sumsel lampaui 1.500 orang, Prabumulih dan Musi Rawas zona hijau
Baca juga: Kota Prabumulih dan Musi rawas masuk zona hijau
Baca juga: Hari jadi Kota Palembang ke-1.337 tanpa perayaan