Jakarta (ANTARA) - Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) Jakarta, rumah sakit terbesar dari 16 rumah sakit yang dikelola oleh Pertamedika IHC (PT Pertamina Bina Medika), menjadi rumah sakit pertama di Indonesia yang menerapkan teknologi kecerdasan buatan (AI) dari Huawei, yaitu AI-Assisted Analysis.
Penerapan teknologi AI Huawei di RSPP ini merupakan bagian dari realisasi aksi global Huawei dalam membantu dunia internasional memerangi pandemik virus corona baru COVID-19.
Sumbangsih Huawei dalam mengontribusikan kecanggihan teknologinya kepada dunia kesehatan selama masa pandemik berlangsung dengan tanpa mengenakan biaya, mendapat sambutan positif dari pihak manajemen RSPP.
Dr. dr. Fathema Djan Rachmat, Sp.B, Sp. BTKV (K), MPH, Direktur Utama Pertamedika IHC menyatakan bahwa saat ini dunia kesehatan Indonesia menghadapi tantangan besar berupa masih tingginya tingkat mortalitas yang disebabkan oleh COVID-19, yaitu sekitar 9-10 persen.
“Saat ini, salah satu upaya strategis yang harus dilakukan untuk mengurangi tingkat mortalitas akibat penyebaran COVID-19 di Indonesia adalah dengan meningkatkan kecepatan pendeteksian dan penemuan pasien-pasien yang terinfeksi COVID-19 dengan tingkat akurasi tinggi."
"Semakin cepat kita bisa melakukannya, maka semakin cepat pula kita bisa melakukan upaya medis yang mampu mengonversi jumlah pasien positif COVID-19 menjadi negatif,” ujarnya, dalam siaran pers Huawei, Senin.
Pertamedika memberikan apresiasi terhadap aksi penuh komitmen Huawei dalam menyediakan solusi AI-Assisted Analysis yang mampu mendukung percepatan dan peningkatan akurasi diagnosis para pasien yang terinfeksi COVID-19 di RSPP.
Menurutnya, di era "Big Data" seperti sekarang ini, teknologi-teknologi canggih yang mampu melakukan analisis data secara cerdas dan efisien, seperti tekologi AI dari Huawei ini, menjadi sangat penting untuk didayagunakan, apalagi di negara yang memiliki jumlah penduduk yang sangat besar ini.
RSPP mulai menerapkan solusi AI-Assisted Analysis dari Huawei sejak 2 April 2020. Menurut Ahmad Hariri, ST, CDT, MM, Pws. Radiologi RSPP, penerapan teknologi tersebut membawa dampak positif yang signifikan terhadap peningkatan kualitas penanganan pasien.
“Solusi ini efektif meningkatkan kecepatan dan akurasi dalam melakukan pendeteksian serta diagnosis terhadap pasien-pasien terdampak COVID-19,” ujar Ahmad.
Ahmad menjelaskan, dengan memanfaatkan teknologi AI dari Huawei, pihaknya dapat secara langsung mengetahui kondisi paru-paru pasien dan munculnya area pelukaan pada organ tersebut yang menjadi beberapa penanda adanya gejala akibat infeksi Covid-19, sebelum dilakukan konfirmasi oleh dokter spesialis radiologi.
“Melalui alat buatan Huawei ini, dalam kisaran waktu sekira 30 detik kami bisa memperoleh indikasi apakah pasien terinfeksi COVID-19 atau tidak. Ketika didapatkan gambaran normal, maka akan muncul ikon warna hijau. Namun ketika didapatkan gambaran infiltrat (ciri khas pneumonia), ikon warna merah akan muncul. Dengan kata lain, pasien tersebut terindikasi terinfeksi virus,” jelas Ahmad.
Tingkat akurasi dengan menggunakan teknologi AI Huawei juga sangat tinggi. Dari 50 data pasien yang diperiksa, disandingkan dengan ekpertis radiologis, tingkat akurasinya mencapai 93 persen.
Ken Qijian, Vice President Public Affairs and Communications Huawei Indonesia, mengatakan, “Kontribusi ini adalah bagian dari tanggung jawab sosial korporasi kami untuk dunia, termasuk Indonesia. Kami berharap, dengan menyinergikan kemampuan teknologi terdepan dari Huawei dengan kepakaran-kepakaran di bidang lain, seperti dunia kesehatan dan juga bidang-bidang lainnya, dunia akan segera berhasil menuntaskan persoalan COVID-19."