Mahasiswa Poltek Sriwijaya produksi pelindung wajah bagi tenaga medis

id corona,virus corona,covid-19,polsri,politeknik sriwijaya,mahasiswa poltek sriwijaya

Mahasiswa Poltek Sriwijaya produksi pelindung wajah bagi tenaga medis

Mahasiswa Politeknik Negeri Sriwijaya, Palembang memproduksi pelindung wajah atau face shield bagi tenaga kesehatan di ruang kerja, Palembang, Senin (6/4). (ANTARA FOTO/Feny Selly/20)

Saat ini bukan hanya rumah sakit di Sumsel, ada juga dari Sumatera Barat dan Lampung yang order ke kami
Palembang (ANTARA) - Mahasiswa Politeknik Negeri Sriwijaya, Palembang, yang tergabung dalam komunitas Toke Pempek 3D (TP3D) memproduksi pelindung wajah atau face shield bagi tenaga kesehatan.

"Setiap hari kami memproduksi 200 face shield untuk langsung disalurkan ke rumah sakit dan puskesmas yang membutuhkan di Sumsel," kata juru bicara TP3D Triawan Cahya di Palembang, Senin.

Ia mengatakan dari sekitar 29 rumah sakit dan puskesmas di Kota Palembang, pihaknya telah menerima permintaan sebanyak 1.400-an buah pelindung wajah ini.

Nantinya, pembagian disesuaikan dengan urutan daftar pengajuan.

“Saat ini bukan hanya rumah sakit di Sumsel, ada juga dari Sumatera Barat dan Lampung yang order ke kami,” kata dia.

Sejauh ini, pelindung wajah bagi tenaga kesehatan tersebut disalurkan Politeknik Negeri Sriwijaya secara cuma-cuma untuk mendukung upaya mencegah penyebaran virus corona (COVID-19).

Triawan mengungkapkan sumber dana untuk mendapatkan bahan baku ini digalang dari donasi para alumni, dosen, dan rekan sesama mahasiswa.
 
Baca juga: Bank Banten dirikan laboratorium bank mini Poltek Sriwijaya

Material yang digunakan untuk pelindung wajah ini adalah bahan mika yang dapat direcycle. Untuk lingkar kepala menggunakan material yang cukup keras dan dipotong menggunakan mesin pemotong khusus.

Setelah melalui proses perakitan, bahan tersebut kemudian disteril dengan disiinfektan selama beberapa waktu untuk kemudian diserahkan kepada rumah sakit dan puskesmas.

Untuk pengerjaan pesanan ini, TP3D mengerahkan 15 personil yang bekerja dalam sistem shift.

"Mereka sebelumnya dikarantina mandiri, sebelum memulai pengerjaan ini," kata Ketua Hima Teknik Mesin Politeknik Negeri Sriwijaya Agung Firdaus.

Pada saat pengerjaan berlangsung diberlakukan social distance dan standar operasional cuci tangan dan pengukuran suhu sebelum memulai pekerjaan.

Kepala Laboratorium CNC sebagai tempat pengerjaan pelindung wajah ini Diki Suprianto menjelaskan pihak kampus memberikan dukungan dengan ijin digunakannya laboratorium dan peralatan untuk keperluan produksi.

" Mahasiswa yang terkibat dalam pengerjaan juga dipantau kesehatannya serta diberikan vitamin untuk menjaga kesehatannya," Ujar dia