Pelatih sebut permainan Praveen/Melati masih dipengaruhi "mood"

id Praveen/Melati,PBSI,Nova Widianto,Bulutangkis

Pelatih sebut permainan Praveen/Melati masih  dipengaruhi "mood"

Foto dokumentasi: Ganda campuran Indonesia Praveen Jordan dan Melati Daeva Oktavianti (kanan) memukul kok ke arah ganda campuran Malaysia Goh Soon Huat dan Shevon Jemie Lai dalam final bulutangkis ganda campuran SEA Games 2019 di Kompleks Olahraga Muntinlupa, Manila, Filipina, Senin (9/12/2019). Praveen dan Melati berhasil meraih medali emas setelah menang 2-1 (21-19, 19-21 dan 23-21). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/pras.

Jakarta (ANTARA) - Asisten pelatih ganda campuran Indonesia Nova Widianto mengatakan permainan pasangan Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti masih kerap dipengaruhi oleh suasana hati atau mood yang mudah berubah-ubah sehingga menyebabkan performa keduanya kurang maksimal dalam dua turnamen awal tahun.

"Itu (mood) penyakit lama mereka. Jadi mau tidak mau, mereka sendiri yang harus maksa. Sebelumnya mereka kalau mood-nya tidak enak sedikit, tak mau maksa," kata Nova yang dihubungi dari Jakarta, Sabtu.

Sebagai atlet profesional, pasangan peringkat lima dunia itu seringkali diingatkan untuk tidak mudah terpengaruh oleh suasana hati. Keduanya dituntut untuk lebih menjaga fokus di setiap pertandingan.



Akibat kurangnya fokus itu lah, lanjut Nova, mereka tak pernah sekalipun tembus semifinal di dua turnamen awal tahun yang mereka ikuti, yaitu Malaysia Masters dan Indonesia Masters 2020.

Di Malaysia Masters, mereka harus terhenti di putaran pertama setelah dijegal oleh pasangan non-unggulan Man Wei Chong/Tan Peraly.

Kemudian di Indonesia Masters 2020, Praveen/Melati juga gagal melaju ke semifinal setelah takluk oleh pola permainan cukup agresif dari pasangan Prancis Thom Gicquel/Delphine Delrue.

Padahal di sisi lain, Praveen/Melati kerap tampil apik di beberapa turnamen, menyingkirkan pasangan-pasangan unggulan teratas dunia.



Praveen/Melati pernah mengalahkan pasangan nomor satu dunia asal China Zheng Siwei/Huang Yaqiong di babak perempat final Denmark Open pada Oktober 2019 lalu.

Pada semifinal, mereka juga berhasil menundukkan pasangan peringkat dua dunia Wang Yi Lyu/Huang Dong Ping untuk kemudian mengunci gelar juara Denmark Open 2019 Super 750.

"Sekarang kita bisa lihat Praveen/Melati itu bisa mengalahkan siapa saja, tapi mereka juga bisa kalah oleh siapa saja," tuturnya.

"Contohnya sudah banyak, mereka bisa kalahkan Zheng (Siwei)/Huang (Yaqiong) dan Wang (Yi Lyu)/Huang (Dong Ping), tapi bisa kalah sama Prancis, dan pasangan muda Malaysia karena mereka tak siap,"

"Jadi semua balik lagi ke faktor latihan. Kami menekankan kepada mereka agar pas latihan itu mau memaksa (fokus) agar saat di pertandingan hal itu bisa terbawa," kata Nova.

Praveen/Melati kini tengah bersiap untuk tampil di beberapa turnamen bulu tangkis seri Eropa, di antaranya Barcelona Spain Masters pada 18-23 Februari, kemudian German Open pada 26 Februari-3 Maret, dan All England 11-15 Maret mendatang.