Jakarta (ANTARA) - Sebanyak 17 kerajaan Nusantara yang tergabung dalam Forum Silaturahmi Keraton se-Nusantara (FSKN) memamerkan kain tenun dan songket warisan leluhur yang telah berusia ratusan tahun.
Koordinator Pameran Tenun dan Songket Pusaka KRAy Intan Dewi Rumbinang SE di Jakarta, Rabu, mengatakan pihaknya menginisiasi acara Pameran Tenun dan Songket Pusaka Kerajaan Nusantara diselengarakan di Balai Sarbini, Jakarta (21/12).
“Kegiatan langka ini sengaja digelar dalam rangkaian acara Grand Final ajang Pemilihan Putra Putri Tenun Indonesia (PPTSI) 2019 yang berlangsung malam harinya di tempat sama,” katanya.
Pameran yang diikuti oleh 17 kerajaan yang tergabung dalam FSKN tersebut memamerkan sebanyak 102 tenun dan songket yang telah berusia ratusan tahun dan masih terawat dengan baik.
"Seperti kain dari Kesultanan Bima dan Kedatuan Pattoko Soppeng, Sulawesi Selatan, ada yang sudah berusia sampai 200 tahun," ungkapnya.
Ia berharap melalui pameran tersebut masyarakat, terutama generasi muda semakin teredukasi dengan baik terkait kain tenun dan songket sebagai warisan budaya leluhur bangsa ini.
"Lewat pameran ini baru disadari bahwa kain tenun dari Kesultanan Bima, ternyata memuat aksara kuno dan sekarang masih dalam penelitian untuk diterjemahkan artinya," ungkap KRAy Intan.
Dalam kesempatan yang sama Ketua Umum FSKN GPRA Arief Natadingrat SE Sultan Sepuh ke IV Keraton Kasepuhan Cirebon mengimbau seluruh elemen masyarakat di Tanah Air untuk terus menjaga dan melestarikan warisan budaya bangsa.
“Ini agar generasi penerus bisa mengakses informasi tentang nilai-nilai adiluhung budaya Nusantara,” kata GPRA Arief.
Sementara itu Anna Mariana Penggagas Acara sekaligus Ketua Panitia PPTSI 2019 mengajak masyarakat dan pemerintah untuk bersama-sama berjuang melestarikan peninggalan leluhur.
"Wastra peninggalan ini merupakan salah satu jejak sejarah, pencapaian estetika, dan intelektualitas para pendahulu, yang bisa menjadi bahan pengajaran tentang asal-usul dan jati diri bangsa" kata Anna.
Di tengah pameran digelar pula dialog budaya bertema "Tenun Pusaka Keraton sebagai Rekam Jejak Intelektual dan Estetika Leluhur Bangsa” dengan narasumber di antaranya YM A.A Ugrasena Kerajaan Buleleng Singaraja Bali, YM Dr. Baiq Ratna Mulhimmah MH (Putri Selaparang-Permaisuri Kedatuan Pejanggik, Dosen UIN Mataram), YM Theodorus Frederikus Seran Tefa (Raja Mandeu dan Ketua Komisi DPRD Kabupaten Belu, NTT), YM SHRI Lalu Gede Pharma (Kerajaan Batu Dendeng NTB), dan moderator YM Tengku Mira Sinar., MA (Tengku Putri Bongsu Kesultanan Serdang, Sumatera Utara).
Pameran Tenun dan Songket Pusaka Kerajaan Nusantara ini merupakan ajang perdana. Meskipun dilaksanakan hanya sehari, namun mendapat sambutan serta apresiasi positif dari para pengunjung.
"InsyaAllah tahun depan akan kita gelar menjadi event bertaraf nasional tahunan dengan waktu yang lebih panjang dan peserta yang lebih banyak," ungkap Tengku Ryo Ketua Umum KTTI.
Kegiatan ini dirancang Yayasan Cinta Budaya Kain Nusantara (CBKN), Komunitas Tekstil Tradisional Indonesia (KTTI), dan Galeri Nusantara House of Marsya yang menjadi panitia PPTSI 2019.
Berita Terkait
Pemkot Palembang beri pelatihan tenun songket bagi anak putus sekolah
Selasa, 12 November 2024 16:35 Wib
Jembatan Ampera dipasangi lampu motif songket
Sabtu, 19 Oktober 2024 13:16 Wib
Kemenkumham Sumsel fasilitasi songket daftar KI indikasi geografis
Kamis, 30 Mei 2024 14:35 Wib
PTBA berdayakan ibu rumah tangga lewat kerajinan songket
Jumat, 26 April 2024 13:57 Wib
Pj Gubernur Sumsel buka webinar Tepak Songket PKK
Kamis, 18 April 2024 15:40 Wib
Ketua TP-PKK Sumsel jajal mesin tenun songket
Jumat, 23 Februari 2024 21:30 Wib
PTBA dukung pelestarian songket silungkang khas Sawahlunto
Senin, 11 September 2023 13:29 Wib
Festival Tenun Songket Nusantara hadirkan 6.000 UMKM
Rabu, 9 Agustus 2023 17:29 Wib