Bogor (ANTARA) - Sebanyak 15 orang perupa dari Komunitas Perupa Perempuan Bogor menyelenggarakan pameran karya seni rupa "I'am In Love" dengan memamerkan 43 karya lukisan di Rumah Dinas Wali Kota Bogor, di Jalan Raya Pajajaran Kota Bogor, pada 21 hingga 30 Desember 2019.
Pameran karya seni rupa tersebut dibuka oleh Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto di Bogor, Sabtu, dan dihadiri para undangan dan pengunjung yang sebagian besar adalah kaum perempuan.
Para perupa yang memamerkan lukisannya diantaranya adalah, Yane Ardian, istri Wali Kota Bogor, Bima Sugiarto. Lukisan yang dipamerkan sebagian besar adalah dua dimensi, meskipun ada yang memamerkan karya lukisan tiga dimensi.
Yane memamerkan lima karya lukisannya yang dibuat menggunakan cat akrilik di atas kanvas, antara lain diberi judul "Pengantin Menanti di Peraduan", "Mom and Daughter", "Perempuan Topi Merah" dan Menunggu Dilamar".
Pada pembukaan pameran lukisan tersebut, tampak undangan dan pengunjung yang sebagian besar kaum ibu, banyak yang memilih berfoto di dekat lukisan karya Yane Ardian.
Ketua panitia pameran perupa perempuan Bogor "I'm In Love" Fransisca Christianti Setyana mengatakan pameran lukisan ini merupakan karya perupa perempuan Bogor dalam memperingati Hari Ibu tahun 2019,
Menurut dia, penyelenggaraan pameran lukisan ini dilatarbelakangi dari hal yang dekat dengan seniman, yakni cinta. "Dimana cinta dipandang dari berbagai sudut, yang inheren dengan kedalaman perasaan perempuan, terhadap perspektif kehidupannya," ungkapnya.
Terselenggaranya pameran ini, m denurut dia merupakan wujud dari rangkaian proses kerja bersama dalam sebuah harmonisasi dari para pihak terkait.
Sementara Wali Kota Bogor, Bima Arya saat membuka pameran mengatakan, seni adalah hal yang melekat dengan kehidupan manusia. Seni merupakan salah satu konstruksi dasar terbangunnya peradaban dunia, dimana dunia dibawa untuk memiliki rasa dari hasil buah perpaduan pemikiran, perasaan, dan aktivitas.
"Demikian juga dengan sejarah Kota Bogor yang dibangun dari sejak Kerajaan Padjajaran, dan masa Kolonial Belanda, dikenal dengan nama Buitenzorg yang berarti tentram," lanjutnya.
Menurut Bima, Kota Bogor dibangun dengan kekuatan seni sesuai dengan gambaran untuk menjadi tempat peristirahatan.