Pelaku Ritel Indonesia didorong promosikan produk baru genjot konsumsi

id Belanja online, belanja daring, e commerce, harbolnas, bps, badan pusat statistik, sektor konsumsi, pertumbuhan ekonomi

Pelaku Ritel Indonesia didorong promosikan produk baru genjot konsumsi

Senior Account Strategist-Large Customers untuk wilayah Asia Tenggara, Taiwan dan Hong Kong Criteo, McCarl Leonardo ketika memaparkan data Harbolnas Indonesia di Jakarta, Selasa (3/12/2019) (Antara News/Dewa Wiguna)

Jakarta (ANTARA) - Layanan periklanan Criteo mendorong pelaku ritel termasuk dalam jaringan (e-commerce) di Indonesia mengenalkan lebih banyak produk baru memanfaatkan momentum Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) 12 Desember 2019 untuk menggenjot konsumsi masyarakat.

"Harbolnas 12.12 merupakan musim belanja paling besar di Indonesia, pemain atau pelaku ritel perlu melakukan hal baru agar menonjol di antara banyaknya penawaran potongan harga," kata perwakilan Criteo McCarl Leonardo di Jakarta, Selasa.

Menurut dia, selain mengenalkan produk dan fitur baru, pelaku ritel dalam jaringan (daring) juga didorong memperluas jangkauan konsumen periklanan daring untuk menarik pelanggan baru.

Senior Account Strategist-Large Customers untuk wilayah Asia Tenggara, Taiwan dan Hong Kong itu menambahkan potongan harga bukan menjadi jualan utama saat ini untuk memenangkan hati konsumen.

Beberapa pertimbangan lain yang perlu dilakukan, lanjut dia, di antaranya kecocokan harga dengan kualitas barang dan keberagaman jenis produk yang ditawarkan.



Criteo menilai momentum belanja daring akhir tahun itu masih menjadi festival belanja terbesar di Tanah Air.

Tahun 2018, lanjut dia, penjualan ritel daring melonjak 389 persen dibandingkan tahun 2017 dan untuk pengunjung juga meningkat 148 persen.

Selain momentum Harbolnas atau belanja daring tanggal 12 Desember (12.12), musim belanja lain juga mendorong konsumsi masyarakat misalnya belanja daring 10 Oktober (10.10) dan 11 November (11.11).

"Dibandingkan dengan musim belanja lain, 12.12 menghasilkan tingkat konversi tertinggi dengan peningkatan mencapai 94 persen," katanya.

McCarl menambahkan jika dibandingkan negara di Asia Tenggara, Harbolnas di Indonesia masih lebih tinggi.



Sedangkan beberapa negara di Asia Tenggara seperti Singapura, Malaysia dan Vietnam realisasi belanja akhir tahun justru paling banyak terjadi pada Singles' Day atau 11 November dan Black Friday atau hari Jumat terakhir bulan November.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2019 sebesar 5,02 persen, lebih rendah dari kuartal sebelumnya yakni 5,05 persen.

BPS menyebutkan pengeluaran konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar 5,01 persen pada triwulan III tahun 2019 ini.

Konsumsi rumah tangga menjadi sektor utama yang memberikan andil besar mendorong petumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 56,5 persen.