Laga berat sebelah Timnas Indonesia melawan negara berpenduduk se-stadion GBT
Jakarta (ANTARA) - Pertandingan menghadapi Kepulauan Mariana Utara di Stadion Madya Gelora Bung Karno, Jakarta, Rabu (18/9) mulai pukul 19.00 WIB, menjadi kesempatan emas Indonesia untuk mendapatkan kemenangan kedua di Grup G Kualifikasi Piala Asia U-16 AFC 2020.
Laga itu bisa dikatakan berat sebelah. Mariana Utara tidak pernah menang, bahkan tidak mampu menahan imbang Indonesia ketika kedua tim bertemu.
Dalam pertemuan terakhir di Grup G Kualifikasi Piala Asia U-16 2018, Indonesia membabat habis Mariana Utara dengan skor 18-0.
Melihat Kepulauan Mariana Utara sudah kebobolan 12 gol dan baru memasukkan satu gol dari dua laga di Kualifikasi Piala Asia U-16 2020, hampir tidak ada kemungkinan mereka bisa menaklukkan Indonesia.
Yang jadi pertanyaan adalah, berapa gol yang dapat diciptakan oleh anak-anak asuh pelatih Bima Sakti ke lawannya tersebut.
Hal itu menjadi penting mengingat selisih gol menjadi salah satu penentu peringkat ketika kedua tim memiliki poin yang sama di klasemen.
Oleh sebab itu, Bima Sakti tidak ingin para pemainnya memandang sebelah mata lawannya tersebut.
Bima meminta anak-anak asuhnya untuk fokus sepanjang laga dan mempertajam penyelesaian akhir agar selain menang, tim berjuluk Garuda Asia juga membuat banyak gol.
"Saya menekankan kepada pemain untuk tidak meremehkan semua lawan di kualifikasi. Tim-tim di sini berkualitas bagus. Anak-anak tidak boleh jewawa dan mesti fokus sepanjang laga," ujar dia.
Kepulauan Mariana Utara memang dikenal tidak memiliki tim nasional yang kuat.
Meski demikian, negara yang secara politik masih berada di bawah pemerintah Amerika Serikat ini sudah mempunyai timnas putra dan putri termasuk usia muda. Mereka berada di bawah kendali Asosiasi Sepak Bola Kepulauan Mariana Utara.
Berdasarkan data tahun 2015, Departemen Dalam Negeri Amerika Serikat (US Department of the Interior/DOI) menyebut bahwa Kepulauan Mariana Utara memiliki 52.300 penduduk.
Jumlah itu hanya sedikit lebih banyak daripada kapasitas Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) di Surabaya, Indonesia, yang dapat menampung 50.000 orang.
Dengan jumlah warga seperti itu, tidak heran mereka sulit menemukan pemain-pemain sepak bola berkualitas.
Liga sepak bola Kepulauan Mariana Utara cuma diikuti oleh delapan tim dan baru dimulai tahun 2005.
Dari kondisi-kondisi tersebut, jelas terlihat bahwa Indonesia unggul hampir di setiap aspek. Tidak ada kondisi yang membuat Kepulauan Mariana Utara dapat membombardir pertahanan Indonesia.
Sementara, sebelum laga Indonesia versus Kepulauan Mariana Utara, mulai pukul 15.30 WIB di hari yang sama berlangsung pertandingan pemuncak klasemen Grup G China melawan Filipina yang kini berada di posisi ketiga.
Laga itu bisa dikatakan berat sebelah. Mariana Utara tidak pernah menang, bahkan tidak mampu menahan imbang Indonesia ketika kedua tim bertemu.
Dalam pertemuan terakhir di Grup G Kualifikasi Piala Asia U-16 2018, Indonesia membabat habis Mariana Utara dengan skor 18-0.
Melihat Kepulauan Mariana Utara sudah kebobolan 12 gol dan baru memasukkan satu gol dari dua laga di Kualifikasi Piala Asia U-16 2020, hampir tidak ada kemungkinan mereka bisa menaklukkan Indonesia.
Yang jadi pertanyaan adalah, berapa gol yang dapat diciptakan oleh anak-anak asuh pelatih Bima Sakti ke lawannya tersebut.
Hal itu menjadi penting mengingat selisih gol menjadi salah satu penentu peringkat ketika kedua tim memiliki poin yang sama di klasemen.
Oleh sebab itu, Bima Sakti tidak ingin para pemainnya memandang sebelah mata lawannya tersebut.
Bima meminta anak-anak asuhnya untuk fokus sepanjang laga dan mempertajam penyelesaian akhir agar selain menang, tim berjuluk Garuda Asia juga membuat banyak gol.
"Saya menekankan kepada pemain untuk tidak meremehkan semua lawan di kualifikasi. Tim-tim di sini berkualitas bagus. Anak-anak tidak boleh jewawa dan mesti fokus sepanjang laga," ujar dia.
Kepulauan Mariana Utara memang dikenal tidak memiliki tim nasional yang kuat.
Meski demikian, negara yang secara politik masih berada di bawah pemerintah Amerika Serikat ini sudah mempunyai timnas putra dan putri termasuk usia muda. Mereka berada di bawah kendali Asosiasi Sepak Bola Kepulauan Mariana Utara.
Berdasarkan data tahun 2015, Departemen Dalam Negeri Amerika Serikat (US Department of the Interior/DOI) menyebut bahwa Kepulauan Mariana Utara memiliki 52.300 penduduk.
Jumlah itu hanya sedikit lebih banyak daripada kapasitas Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) di Surabaya, Indonesia, yang dapat menampung 50.000 orang.
Dengan jumlah warga seperti itu, tidak heran mereka sulit menemukan pemain-pemain sepak bola berkualitas.
Liga sepak bola Kepulauan Mariana Utara cuma diikuti oleh delapan tim dan baru dimulai tahun 2005.
Dari kondisi-kondisi tersebut, jelas terlihat bahwa Indonesia unggul hampir di setiap aspek. Tidak ada kondisi yang membuat Kepulauan Mariana Utara dapat membombardir pertahanan Indonesia.
Sementara, sebelum laga Indonesia versus Kepulauan Mariana Utara, mulai pukul 15.30 WIB di hari yang sama berlangsung pertandingan pemuncak klasemen Grup G China melawan Filipina yang kini berada di posisi ketiga.