Palembang (ANTARA) - Dokter serta petugas Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI mulai bersiaga mengantisipasi wabah cacar monyet masuk ke Kota Palembang.
Direktur Dokter Bandara Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II, dr. Arya Hidayat, Rabu, mengatakan alat pemindai panas suhu tubuh (thermal scanner) sudah terpasang untuk memantau penumpang yang tiba setiap hari.
"Alat pendeteksi mulai terpasang di pintu kedatangan internasional, karena yang paling diwaspadai saat ini adalah penumpang-penumpang asal Singapura," ujar dr. Arya Hidayat kepada Antara.
Menurut dia, kasus cacar monyet (monkeypox) sudah ditemukan di Singapura, meski demikian penumpang dari negara-negara lain terutama Benua Afrika tetap diwaspadai.
Cacar monyet sangat jarang ditularkan dari manusia ke manusia, penularan baru terjadi saat seseorang terkontak dengan monyet, tikus dan tupai. Cacar monyet bukanlah wabah baru, sebelumnya wabah tersebut pernah muncul di Benua Afrika, namun muncul kembali pada saat ini.
"Penumpang yang terdiagnosa cacar monyet akan terindikasi dari suhu tubuh yang melebihi 37 derajat celcius saat terdeteksi pemindai panas," katanya.
Selain itu terdapat gejala lainnya, seperti munculnya ruam kulit yang didahului flu sindrom, sakit kepala. daya tubuh lemah, dan gangguan pencernaan.
"Tapi tidak perlu khawatir, jika dalam penerbangan ada penumpang yang terjangkit, pasti pramugari dan pilot akan menginformasikan ke bandara, lalu penumpang itu segera masuk ruang isolasi di bandara," kata dr. Arya Hidayat.
Sementara General Manager Angkasa Pura II, Fahroji, mengatakan pemasangan pemindai panas berkoordinasi dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan Palembang.
"Mulai hari ini KKP sudah pasang pemindainya, sampai kapan alatnya dipasang kami belum tahu pasti, kemungkinan sampai dicabutnya notifikasi dari Kemenkes," tambah Fahroji.*