Waspadai cacar monyet, tapi tak perlu panik

Palembang, Sumsel (ANTARA) - Waspadai cacar monyet yang dalam beberapa pekan menjadi isu kesehatan yang paling menjadi perhatian masyarakat.

Masyarakat harus waspada, namun tidak perlu panik bila menemukan gejalanya.

Sebaiknya kenali gejala cacar monyet agar bisa melakukan antisipasi dan penanganan dengan baik

Gejala :

Ada ruam dengan lepuhan pada bagian wajah tangan, kaki, mata, mulut atau alat kelamin.

Demam dan sakit kepala

Pembengkakan kelenjar getah bening di leher, ketiak atau selangkangan.

Nyeri otot dan lemas.

Gejala itu berlangsung berkisar 2-4 minggu dan biasanya sembuh dengan sendirinya. Namun bagi beberapa orang dapat menyebabkan konflikasi media dan kematian terutama pada kelompok rentan seperti bayi, anak-anak, gangguan sistem kekebalan, ini hamil atau menyusui.

Penularan:

Adapun penularannya bisa melalui kontak langsung dari kulit ke kulit atau terkena percikan ludah termasuk hubungan seksual.

Melalui ruam, cairan dari lesi (seperti cairan nanah) dan koreng.

Juga bisa dari benda-benda peralatan makan yang telah terkontaminasi virus.

Cacar monyet umumnya menular ketika mulai timbul gejala dan biasanya berlangsung 2-4 pekan seiring hilangnya gejala.

Seseorang yang terinfeksi cacar monyet tidak langsung menunjukkan gejala , diperlukan waktu 6-16 hari atau berkisar dari 5-21 hari untuk timbul gejala sejak tertular.

Namun belum diketahui pasti penularan melalui cairan tubuh seperti sperma, cairan vagina dan ASI.


Cara melindungi diri dari cacar monyet :

Menghindari kontak kulit ke kulit atau berhadapan wajah terlalu dekat, termasuk kontak seksual dengan siapa saja yang memiliki gejala.

Bersihkan area atau benda yang permukaannya sering tersentuh.

Cuci tangan pakai sabun secara teratur atau gunakan handsanitizer.

Gunakan masker dan terapkan etika batuk.

Bila Anda mengalami gejala cacar monyet, segera mengisolasi diri di rumah dan mencari pertolongan ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat.

Selain itu lindungi bagian yang bergejala agar tidak terkontaminasi debu atau kotoran di udara serta untuk meminimalisasi penularan kepada orang lain.

(Berbagai sumber)