Pedagang suvenir keluhkan mobilisasi pengunjung Asian Games

id Umkm,Suvenir,Asian games,Inasgoc

Pedagang suvenir keluhkan mobilisasi pengunjung Asian Games

Produk oleh-oleh di area festival 2 Asian Games di komplek JSC yakni miniatur Jembatan Ampera milik Sultan Media, Sabtu (25/8). (ANTARA News Sumsel/Aziz Munajar/Erwin Matondang/18)

Palembang (ANTARA News Sumsel) - Pedagang suvenir mengeluhkan mobilisasi pengunjung Asian Games di komplek olahraga Jakabaring Palembang yang mengakibatkan omzet tidak mengalami peningkatan. 

"Bukan hanya saya, tapi kawan-kawan disini 35 stand pameran semuanya mengeluh karena pergerakan pengunjung di area festival 2 termasuk sepi, kalaupun ada cuma lewat-lewat saja, posisi area ini yang kurang strategis," kata pedagang miniatur Jembatan Ampera Rianti, Sabtu. 

Pantauan Antara News Sumsel, pusat keramaian di dalam JSC berada di pintu belakang stadion, terbagi menjadi area festival 1 dan 2, panggung utama berada di area festival 1 dengan 20 lebih stand pameran, sedangkan area festival 2 berada di belakang panggung festival 1 dengan 35 stand, posisi tersebut dikeluhkan pedagang. 

Menurut Rianti para pengunjung baik atlet, official maupun wisatawan banyak berhenti di depan area festival 1 dan jarang sekali ada pergerakan ke festival 2 karena tidak terlihat akibat tertutup panggung festival 1. 

Ia dan semua pedagang di area festival 2 sudah melayangkan protes ke even organizer yang mengatur wilayah pameran, ia mengklaim pedagang banyak mengalami kerugian akibat sepinya pergerakan pengunjung. 

Miniatur Jembatan Ampera yang ia jajakan sendiri baru terjual 3 buah sejak 18 Agustus lalu, angka tersebut tidak sesuai ekspektasi awal dirinya saat mendaftarkan produk ke panitia, ia meminta panitia segera melakukan langkah solusi seperti pemindahan panggung atau mobilisasi pengunjung. 

"Kami sudah minta supaya panggung di pindahkan, jadi dari festival 1 ke festival 2 jalannya terbuka, tapi belum ada respon dari EO, atau paling tidak seharusnya panitia menggerakan pengunjung, utamanya atlet dan official negara asing ke arah festival 2, karena barang yang dijual disini unik dan khas seperti miniatur jembatan ampera, kain songket, kalung, topi tanjak, semuanya mewakili representasi budaya di sumsel," ujar Rianti. 

Saat ini ia dan semua pedagang di area festival 2 tidak bisa berbuat apa-apa, karena jika memilih tutup maka akan terkena denda dari INASGOC berupa pembayaran 25 persen dari biaya sewa, disisi lain banyak pedagang belum balik modal. 

Ia mengklaim harga-harga yang tawarkan pedagang masih tergolong bersahabat dan sesuai standar pameran-pameran lain, semua produk juga sudah dipastikan memenuhi standar dari INASGOC.