Palembang, (ANTARA Sumsel) - Bank Indonesia dan Kepolisian Daerah
Sumatera Selatan berkoordinasi terkait penemuan 22 lembar uang palsu
pecahan Rp50 ribu di Kabupaten Banyuasin pada 27 November 2015.
Kepala Kantor Perwakilan BI Wilayah VII Sumsel Hamid Ponco di
Palembang, Rabu, mengatakan berdasarkan hasil pendalaman BI dapat
disimpulkan bahwa uang ditemukan petugas kepolisian dengan emisi tahun
2005.
"Koordinasi ini dimaksudkan untuk menemukan pelakunya," kata Hamid.
Sebagai lembaga yang memiliki otoritas menentukan status uang palsu
atau tidak palsu, Hamid mengatakan uang yang ditemukan itu warnanya
buram, bahan yang digunakan kertas yang memendar dibawah sinar "ultra
violet".
Kemudian, angka nominal dan tulisan Bank Indonesia tidak terasa
kasar apabila diraba, terdapat tiruan benang pengaman yang dihasilkan
dengan cara dicetak dan tidak terdapat perubahan warna, terdapat tiruan
"Optical Variable Ink" (OVI) yang tidak dapat berubah warna jika dilihat
dari sudut pandang yang berbeda.
Lalu, logo BI (rectoverso) bagian depan dan belakang tidak presisi
apabila diterawang ke sumber cahaya, dan tidak terdapat mikro teks bila
dilihat menggunakan kaca pembesar.
Atas kejadian ini, Bank Indonesia mengimbau masyarakat untuk
senantiasa mencermati keaslian Rupiah (melalui teknik 3D, yaitu Dilihat,
Diraba, Diterawang) terutama uang dalam pecahan besar.
"Terdapat beberapa indikator, seperti tanda air (watermark) dan
`Electrotype` pada kertas uang terdapat tanda air berupa gambar yang
akan terlihat apabila diterawangkan ke arah cahaya," paparnya.
Kemudian, benang pengaman (security thread) yang ditanam atau
dianyam pada bahan kertas uang sehingga tampak sebagai garis melintang
dari atas ke bawah. Pada pecahan tertentu akan memendar apabila dilihat
dengan sinar ultraviolet, cetak dalam/intaglio yang terasa kasar apabila
diraba.
Lalu, di antaranya, gambar saling isi (rectoverso), tinta berubah
warna (optical variable Ink), tulisan mikro (microtext), cetakan tidak
kasat mata (invisible Ink), gambar tersembunyi (Latent Image) yakni
hasil cetak berupa gambar atau tulisan tersembunyi yang dapat dilihat
dari sudut tertentu.
"Masyarakat diminta waspada karena peredaran uang palsu terutama
mereka yang beraktivitas pada malam hari, seperti nelayan, pedagang
buah, dan pedagang kelontong," tuturnya.
Berita Terkait
PLN Baturaja berikan bantuan makanan bergizi bagi anak di ring satu
Sabtu, 30 November 2024 11:35 Wib
Arsjad: Presiden instruksikan Kadin Indonesia harus satu dan solid
Jumat, 29 November 2024 16:04 Wib
Kunjungi ANTARA, Dubes Rumania sebut keramahan warga Indonesia kunci sukses pariwisata
Kamis, 28 November 2024 22:37 Wib
Presiden Prabowo beri peringatan: Korupsi harus berhenti di Indonesia
Kamis, 28 November 2024 19:56 Wib
Hasil hitung cepat Pilkada 2024 di sejumlah provinsi di Indonesia
Kamis, 28 November 2024 5:39 Wib
BWF umumkan daftar pebulutangkis teratas WTF 2024, pemain Indonesia di urutan berapa ?
Rabu, 27 November 2024 11:12 Wib
Mentan yakini Indonesia bebas impor beras tahun 2025
Selasa, 26 November 2024 14:53 Wib
Pelajaranberharga dari Kualifikasi FIBA Asia Cup 2025
Selasa, 26 November 2024 13:56 Wib