Palembang, (ANTARA Sumsel) - Konsulat Jenderal Amerika Serikat di Sumatera, Robert Ewing mengatakan keberadaan Kawasan Ekonomi Khusus pelabuhan Tanjung Api-Api yang ditargetkan mulai beroperasi pada 2016, akan mendongkrak perekonomian Sumatera Selatan karena akan menghasilkan barang jadi.
"Selama ini Sumsel berkutat di sisi hulu saja, mulai dari perkebunan hingga mineral. Tapi dengan keberadaan Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Api-Api (KEK TAA) ini, maka Sumsel dapat mengukuhkan posisinya juga di sektor industri dan bisnis," kata Robert berbicara pada acara Forum Investasi Sumsel diselenggarakan Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah di Palembang, Selasa.
Ia yang berbicara di hadapan Wakil Gubernur Sumsel, Ishak Mekki mengatakan dengan memiliki KEK maka sangat dimungkinkan daerah ini menjadi pusat perekonomian baru di Sumatera Selatan.
Lantara itu, dirinya sudah menyampaikan ke sejumlah pengusaha Amerika Serikat (AS) untuk ambil bagian dalam penanaman modal di KEK.
Pada dasarnya, ia melanjutkan, pengusaha AS sangat tertarik untuk berinvestasi di Sumsel yang dikenal kaya akan sumber daya yakni perkebunan karet, sawit, dan mineral batu bara.
Hanya saja, AS berharap Indonesia dapat membenahi iklim investasinya sehingga para penanam modal relatif tidak memiliki banyak gangguan untuk menjalankan usaha.
Keinginan ini juga sudah disampaikan Presiden AS Barack Obama ke Presiden Joko Widodo ketika berkunjung ke Amerika Serikat belum lama ini.
"Dalam pertemuan itu, Indonesia berjanji akan membenahi iklim investasi terkait perizinan, selain juga sepakat akan bekerja sama dalam menghadapi kesulitan ekonomi untuk mengurangi tingkat kemiskinan," kata dia.
KEK TAA mempunyai luas 4.045,00 hektare yang terdiri atas reklamasi Tanjung Carat 2.015,00 hektare dan darat 2.030 hektare.
Pada kawasan itu akan dikembangkan industri meliputi coal gasification, pembangkit listrik, pencairan batu bara atau coal liquefaction, pabrik pupuk, pabrik semen, pabrik ban, pengolahan cpo, kilang minyak, dan industri hilir petrokimia.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah Sumsel, Sofyan Aripanca, mengatakan pada triwulan III/2015 mencatat pertumbuhan cukup pesat pada penanaman modal asing dengan merealisasikan Rp10,24 triliun atau naik 118,43 persen jika dibandingkan tahun lalu pada periode yang sama.
Kenaikan signifikan ini berkat berdirinya pabrik bubur kertas terbesar di Asia, APP OKI Pulp & Paper di Kabupaten Ogan Komering Ilir (mulai beroperasi 2016) dengan nilai investasi total Rp32 triliun.
"Amerika Serikat, Korea, Tiongkok, India, dan sejumlah negara Timur Tengah saat ini sudah menjajaki kemungkinan untuk menanamkan modal di KEK. Sumsel pada dasarnya terus menindaklanjuti keinginan ini agar benar-benar terealisasi," kata dia.