Moskow, (ANTARA/AFP) - Pelatih timnas Rusia Fabio Capello kembali menerima hujan kritik menyusul kekalahan 0-1 pada kualifikasi Piala Eropa 2016 di tangan pemuncak klasemen Grup G Austria.
Rusia takluk di Moskow setelah gol Marc Janko di babak pertama, yang membuat Rusia menduduki peringkat ketiga, tertinggal delapan angka dari Austria yang menguasai posisi teratas di grup.
Dengan hanya meraih delapan angka dari enam pertandingan kualifikasi yang telah dimainkan sejauh ini, Rusia menghadapi pertarungan untuk lolos ketika mereka tertinggal empat angka dari tim peringkat kedua Swedia, di mana hanya dua tim teratas yang lolos ke putaran final secara otomatis.
"Ini merupakan jalan buntu untuk tim nasional," demikian tulisan di halaman depan Sport Express setelah Rusia menelan kekalahan kedua mereka dari jumlah pertemuan yang sama dengan Austria di fase kualifikasi.
"Penampilan tim nasional memalukan, tidak lebih," demikian surat kabar itu mengutip Sergei Ivanov, kepala administrasi presiden Rusia, setelah pertandingan Minggu.
"Ini merupakan saat yang tinggi untuk mulai meninjau jumlah jutaan hal itu," demikian tulisan laporan pada Sport Express, mengacu pada besarnya uang yang diperlukan untuk memutus kontrak Capello.
"Saya sangat marah seperti jutaan pecinta sepak bola Rusia, yang untuk kesekian kalinya gagal menampilkan permainan bagus atau hanya hasil yang layak diterima tim nasional kami," kata mantan pelatih timnas Rusia Oleg Romantsev.
Surat kabar itu juga mempublikasi wawancara dengan Menteri Olahraga Rusia Vitaly Mutko, yang memimpin inisiatif untuk mendatangkan Capello.
"Kami akan membawa kembali jiwa tim kami, saya berjanji," kata sang menteri, yang saat ini mempertimbangkan untuk kembali ke posisi ketua Persatuan Sepak Bola Rusia (RFU) setelah Nikolai Tolstykh mengundurkan diri dari jabatan itu bulan lalu.
"Capello membentuk tim berhati ayam," kata mantan sosok legendaris Spartak Moscow dan bek internasional Soviet Yevgeny Lovchev, seperti dikutip oleh harian Rusia lainnya, Soviet Sport.
"Tim, yang diambil alih oleh dia (Capello) sejak 2012, lebih kuat daripada timnya saat ini. Itu merupakan indeks sebenarnya dari pekerjaan kpelatihannya."
Tahun lalu Capello, yang dilaporkan merupakan pelatih dengan bayaran tertinggi di dunia, menandatangani kontrak baru yang sangat menguntungkan sampai akhir Piala Dunia 2018, di mana Rusia akan bertindak sebagai tuan rumah.
Namun setelah Rusia tersingkir di fase grup Piala Dunia tahun lalu di Brazil tanpa memenangi satupun pertandingan, pelatih 63 tahun itu banyak menerima kritik, dan hanya dukungan dari menteri olahraga Mutko yang mencegah mantan pelatih timnas Inggris itu kehilangan pekerjaannya.
Capello terlibat dalam perselisihan seputar pembayaran selama enam bulan dengan RFU sebelum miliarder Alisher Usmanov, pemegang saham di klub Liga Utama Inggris Arsenal, memberikan 400 juta rubel (5,8 juta dolar saat itu) untuk menggantikan gaji-gaji yang tidak terbayarkan pada Februari.
Sejauh ini Rusia hanya mencatatkan dua kemenangan pada kualifikasi -- kemenangan 4-0 atas Liechtenstein September silam sebelum kemudian diberi kemenangan 3-0 dari pertandingan mereka melawan Montenegro yang bermasalah di Podgorica pada Maret.
Mereka ditahan imbang di kandang sendiri oleh Moldova dan menelan dua kekalahan dari Austria.
Pertandingan Rusia selanjutnya berpotensi menjadi pertandingan menentukan, yakni menjamu Swedia pada 5 September dan pertandingan tandang di Liechtenstein tiga hari kemudian. (Penterjemah: Uu.SYS/C/A.R.A Adipati)
Capello dihujani kritik setelah kalah dari Austria
....Capello membentuk tim berhati ayam....