Sumsel tidak terlalu terpengaruh dampak El Nino

id el nino, tidak terlalu berpengaruh, terpengaruh, dampak el nino, elnino, bmkg, cuaca, peningkatan terperatur permukaan laut

Sumsel tidak terlalu terpengaruh dampak El Nino

Ilustrasi - Cuaca di Kota Palembang tampak cerah. (Foto Antarasusmel.com/Yudi Abdullah/12)

...Untuk wilayah barat (Sumatera dan sebagian Kalimantan) tidak terlalu berpengaruh dampak dari peningkatan temperatur permukaan laut di Samudera Pasifik atau El Nino...
Palembang (ANTARA Sumsel) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika memprediksi fenomena El Nino yang terjadi sekarang ini tidak terlalu berpengaruh bagi daerah yang ada di wilayah Provinsi Sumatera Selatan, karena masih terdapat cukup banyak hujan.

"Untuk wilayah barat (Sumatera dan sebagian Kalimantan) tidak terlalu berpengaruh dampak dari peningkatan temperatur permukaan laut di Samudera Pasifik atau El Nino," kata Kepala Seksi Observasi dan Informasi Stasiun Klimatologi Kenten BMKG Sumatera Selatan, Indra Purnama di Palembang, Kamis.

Dia menjelaskan, biasanya dampak dari fenomena El Nino yakni kurangnya curah hujan, namun kenyataannya di wilayah Sumatera Selatan akhir-akhir ini masih terdapat cukup banyak hujan.

Fenomena El Nino yang terjadi sekarang ini berdampak cukup besar bagi wilayah Indonesia bagian tengah dan timur.

Melihat kondisi tersebut, pemanasan di ekuator Samudra Pasifik dan pemanasan global yang terjadi akhir-akhir ini diprediksi tidak berpengaruh signifikan terhadap pertanian dan aktivitas masyarakat lainnya karena di provinsi ini masih terdapat cukup banyak hujan.

Berdasarkan pengamatan melalui satelit cuaca, intensitas curah hujan di Sumsel pada bulan Agustus ini berkisar 50-150 milimeter, katanya.

Menurut dia, meskipun diprediksi fenomena El Nino tidak terlalu berpengaruh, masyarakat diimbau untuk melakukan berbagai antisipasi dampak negatif dari peningkatan pemanasan suhu pada musim kemarau sekarang ini.

Dengan melakukan berbagai antisipasi, diharapkan masyarakat di provinsi yang memiliki penduduk sekitar 8,6 juta jiwa itu dapat menghadapi kemungkinan perubahan cuaca yang ekstrem serta dapat meminimalkan kerugian, kata Indra.