Palembang (ANTARA) - Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura (Dintan TPH) Sumatera Selatan menggandeng Perhimpunan Sarjana Pertanian Indonesia (Pispi) untuk meningkatkan produksi dan menjadi penghasil beras terbesar nasional pada 2026.
"Produksi beras sepanjang 2025 ini telah mencapai 2,1 juta ton dari lahan sawah 519 ribu hektare, dengan dukungan pengurus Pispi Sumsel, diharapkan tahun depan dapat meningkat hingga tiga juta ton lebih," kata Kepala Dintan TPH Sumsel Bambang Pramono di Palembang, Ahad.
Dia menjelaskan, jajaran Badan Pengurus Wilayah (BPW) Pispi Sumatera Selatan diisi pakar pertanian dari berbagai perguruan tinggi negeri dan swasta, serta praktisi.
"Sebelum ada Pispi, produksi beras provinsi ini sudah cukup tinggi, kami yakin dengan dukungan pemikiran pakar/doktor pertanian dari organisasi tersebut, produksi bisa meningkat sesuai target," ujarnya.
Selain melibatkan pakar pertanian dari Pispi dan berbagai perguruan tinggi di Sumsel, menurut dia, untuk meningkatkan produksi beras, pihaknya juga didukung prajurit Kodam II/Sriwijaya, Korem 044/Garuda Dempo, dan Polda Sumsel.
"Prajurit TNI Kodam dan Korem mendukung cetak sawah, sedangkan personel Polda melakukan kegiatan optimalisasi lahan," jelasnya.
Melalui upaya tersebut, target menambah produksi beras sekitar satu juta ton pada 2026 optimistis bisa tercapai.
"Semoga program cetak sawah, optimalisasi lahan pertanian, dan dukungan dari berbagai pihak yang dijalin selama ini berjalan sesuai harapan, sehingga dapat memperkuat ketahanan pangan nasional," harap Bambang Pramono.
Sementara Ketua BPW Pispi Sumsel Ismail mengatakan dia bersama pengurus lainnya siap mendukung peningkatan produksi beras sesuai target tersebut.
Untuk mendukung produksi beras dan bahan pangan lainnya, pihaknya akan memfokuskan gerak organisasi pada lima prioritas utama, yakni penguatan inovasi pertanian, pembangunan sumber daya manusia unggul.
Kemudian peningkatan kolaborasi lintas sektor, percepatan transformasi pertanian berkelanjutan, serta penguatan peran organisasi profesi dalam mendukung kebijakan publik sektor pertanian.
Menurut Ismail, provinsi ini memiliki posisi strategis sebagai salah satu penopang ketahanan pangan nasional.
Capaian produksi beras 2,1 juta ton yang melebihi kebutuhan masyarakat Sumsel hanya 800 ribu ton per tahun, perlu diikuti dengan penguatan sistem pertanian yang berkelanjutan dan berkeadilan bagi petani.
Surplus produksi beras sekitar 1,3 juta ton, tidak hanya untuk mendukung ketahanan pangan nasional, tetapi harus dikelola dengan baik agar memberikan nilai tambah dan meningkatkan kesejahteraan petani, harap Ismail.
Sumsel gandeng Perhimpunan Sarjana Pertanian Indonesia tingkatkan produksi beras
Kepala Dintan TPH Sumsel Bambang Pramono bersama pengurus dan dewan pakar Pispi provinsi setempat. ANTARA/Yudi Abdullah
