“Terakhir kontrak SID 20.400 hektare pada awal Juni 2025, sehingga totalnya 48 ribu hektare,” jelasnya.
Ia mengatakan Kementerian Pertanian juga mendorong agar lahan yang telah selesai kontrak SID segera dilaksanakan kontrak konstruksinya, sehingga disepakati bersama kabupaten/kota untuk proses konstruksi akan mulai dilaksanakan pada pekan mendatang.
“Jadi mengejar untuk konstruksi cetak sawah pada pada lahan yang sudah kontrak SID seluas 5.000 hektare, tanpa menunggu semua (kontrak SID) selesai,” ujarnya.
Dengan program cetak sawah tersebut, pemerintah pusat menargetkan Sumsel dapat menambah jumlah produksi sebanyak 1 juta ton gabah kering giling (GKG). Sedangkan, produksi Sumsel saat ini hampir mencapai 3 juta ton GKG atau mencapai 2,94 juta ton GKG.
Untuk wilayah tertinggi dalam program cetak sawah di Sumsel terdiri dari Ogan Komering Ilir (OKI), Ogan Komering Ulu Timur, dan Ogan Ilir dengan rata-rata luasan 11.200 sampai 11.600 hektare.
“Cetak sawah ini tentu berproses untuk memiliki tingkat produksi maksimal seperti lahan yang sudah ada. Mungkin awal tahun pertama nanti bisa 3 ton mendekati 4 ton, kemudian di tahun kedua bisa mendekati 5 ton,” kata Bambang
Pemprov Sumsel targetkan cetak sawah 48 ribu hektare pada 2025
Petani memperbaiki arah aliran air yang didapat dari pompa listrik di kawasan persawahan Desa Durian Kelurahan Veteran Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur (OKU Timur), Sumatera Selatan, Jumat (19/2/2021). (ANTARA FOTO/Feny Selly/foc)
