BPBD OKU petakan 11 kecamatan rawan banjir dan tanah longsor

id Siaga banjir, tanah longsor, bencana alam, musim hujan, BPBD OKU

BPBD OKU petakan 11 kecamatan rawan banjir  dan tanah longsor

Banjir merendam ruas jalan di Kota Baturaja, Kabupaten OKU pada awal Maret 2025. (ANTARA/Edo Purmana)

Baturaja (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Sumatra Selatan mencatat sebanyak 11 kecamatan di wilayah itu dipetakan rawan banjir dan tanah longsor saat musim hujan.

Kepala BPBD OKU Januar Efendi di Baturaja, Kamis mengatakan bahwa 11 kecamatan tersebut meliputi Kecamatan Muara Jaya, Ulu Ogan, Pengandonan, Semidang Aji, Sosoh Buay Rayap, Baturaja Timur, Baturaja Barat, Peninjauan, Lengkiti, Kedaton Peninjauan Raya, dan Lubuk Raja.

Dia mengatakan, daerah-daerah ini dipetakan rawan bencana karena letak geografisnya berada di lereng bukit dan dekat dengan Daerah Aliran Sungai (DAS) Ogan.

"Pada periode Januari-Maret 2025 saja terjadi sekitar tujuh kali bencana banjir dan tanah longsor di OKU," katanya.

Bencana banjir terakhir kali terjadi pada Kamis (6/3) sekitar pukul 20.00 WIB yang merendam ratusan rumah penduduk di wilayah setempat.

"Berdasarkan data tercatat sebanyak 219 rumah warga terdampak banjir hingga setinggi lutut orang dewasa," katanya.

Adapun wilayah terdampak banjir meliputi Desa Tanjung Kemala, Desa Tanjung Baru, Kelurahan Sukajadi, Sukaraya, Sekar Jaya dan Jalan Ulu Danau.

Meskipun tidak jiwa, banjir menyebabkan puluhan warga terpaksa dievakuasi ke tempat yang aman guna mengantisipasi korban jiwa.

Terkait hal itu, pihaknya memperpanjang status siaga darurat bencana banjir dan tanah longsor hingga akhir Maret 2025.Status siaga darurat banjir dan tanah longsor diperpanjang menghadapi puncak musim hujan tahun ini sebagai upaya penanggulangan sedini mungkin guna mengantisipasi korban jiwa.

Dia menjelaskan, penetapan status berdasarkan Surat Keputusan Bupati OKU Nomor 300.2.3/897/KPTS/XLIV.1/2024 tentang Penetapan status keadaan siaga darurat bencana banjir dan tanah longsor.

Dalam penetapan status tersebut pihaknya meningkatkan kapasitas personel penanggulangan bencana agar banjir dan tanah longsor dapat ditanggulangi sedini mungkin guna mengantisipasi korban jiwa.

Sebanyak 940 personel yang tergabung dalam satgas penanggulangan bencana disiagakan guna menindaklanjuti cuaca ekstrem yang berpotensi menimbulkan dampak banjir dan tanah longsor.

Selain personel, kata dia, pihaknya pun menyiapkan peralatan penanggulangan bencana antara lain enam unit perahu karet, dua unit perahu fiber, dan 10 unit mobil rescue.

Kemudian, sebanyak 125 unit motor trail, 20 unit mesin sedot apung, enam unit tenda pengungsian dan 60 unit tenda keluarga.

"Kami juga mengimbau masyarakat terutama yang bermukim di sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS) Ogan dan wilayah perbukitan agar meningkatkan kewaspadaan menghadapi potensi bencana alam supaya tidak menimbulkan korban jiwa," ujarnya.