Persiapan sebelum mencetak sawah baru

id Cetak sawah baru,optimalisasi lahan,swasembada pangan,lumbung pangan dunia,food estate,kedaulatan pangan

Persiapan sebelum mencetak sawah baru

Anggota Kodim 1010/Tapin mengawasi proses cetak sawah baru menggunakan alat berat, di Rantau, Kabupaten Tapin, Rabu (15/1/2025). (ANTARA/HO-Penerangan Kodim Tapin)

Jakarta (ANTARA) - Optimalisasi Lahan Pertanian (Oplah) merupakan salah satu upaya dan langkah Pemerintah melalui Kementerian Pertanian dalam melakukan akselerasi penanganan darurat pangan di tanah air.

Oplah dapat juga diartikan sebagai usaha meningkatkan indeks pertanaman tanaman pangan agar lahan yang telah digunakan dapat menjadi lahan usaha tani yang lebih produktif.

Sedangkan pencetakan sawah baru dapat diartikan sebagai langkah strategis dalam upaya meningkatkan produksi padi menuju swasembada dan memperkuat ketahanan pangan nasional.

Kedua kebijakan ini, memang diprioritaskan Pemerintah agar kemauan politik untuk mencapai swasembada pangan, utamanya beras, dapat diwujudkan dalam 3 tahun yang akan datang atau pada 2027.

Kementerian Pertanian (Kementan) sudah menyatakan bahwa perluasan lahan sawah menjadi kunci menuju kedaulatan pangan bagi masyarakat.

Ketua Task Force Cetak Sawah Kementerian Pertanian, Husnain, mengatakan pemerintah berencana melakukan perluasan areal pertanian melalui Program Cetak Sawah seluas 3 juta hektare tahun 2025-2027 untuk mendukung Kedaulatan Pangan dan mewujudkan Indonesia sebagai Lumbung Pangan Dunia.

Untuk mendukung program ini, pemerintah mengalokasikan anggaran sebesar Rp15 triliun yang mencakup cetak sawah baru seluas 150.000 hektare dan intensifikasi 80.000 hektare lahan pertanian.