Adapun mayoritas rumah warga tersebut kondisinya mengalami retak-retak pada bagian dinding, lantai, dan atap dengan tingkat kerusakan ringan, sedang dan berat.
"Tapi hanya ada dua rumah rusak berat di Desa Cikondang sehingga penghuninya, dua keluarga, saat ini yang harus dipindahkan atau dievakuasi," kata Naraedidin.
Dia menyebutkan bahwa atas dampak kerusakan yang semakin meluas ini maka BPBD Tasikmalaya akan menyegerakan upaya identifikasi pergerakan tanah secara menyeluruh bersama dengan tim Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Hasil identifikasi itu diharapkan dapat menjadi landasan bagi Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya melakukan langkah tanggap darurat sekaligus antisipasi untuk memperkecil dampak kerusakan akibat bencana serupa di kemudian hari.
"Pergerakan tanah ini memang berisiko besar di Tasikmalaya dari kajiannya, berpotensi terjadi ada 164 ribu hektare, dengan 4.710 jiwa yang berisiko," kata dia.
Terlepas dari situ, ia memastikan bahwa pihaknya bersama Dinas Sosial Tasikmalaya dan tim dari Baznas di Jawa Barat akan mencukupi kebutuhan logistik tercukupi untuk 77 orang korban pergerakan tanah, yang pertama kali terjadi pada akhir Januari 2025 itu.
Pergerakan tanah di Tasikmalaya meluas jadi 44 rumah rusak

Tangkapan layar- Kepala Pelaksana BPBD Tasikmalaya, Nuraedidin menjelakan situasi terkini dampak bencana pergerakan tanah dalam siaran daring bertajuk “Teropong Bencana” Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang diikuti di Jakarta, Minggu (23/2/2025) ANTARA/M Riezko Bima Elko Prasetyo