Perkumpulan LH Sumsel fasilitasi pembentukan forum penurunan emisi

id Perkumpulan LH, lingkar hijau sumsel, fasilitasi, pembentukan forum, forum penurunan emisi, emisi karbon, emisi, karbon

Perkumpulan LH Sumsel  fasilitasi pembentukan forum penurunan emisi

Aktivis Perkumpulan LH Sumsel dan sejumlah perwakilan instansi kehutanan membahas rencana pembentukan forum penurunan emisi karbon, di Palembang, Rabu (12-2-2025). (ANTARA/Yudi Abdullah/25)

Palembang (ANTARA) - Perkumpulan Lingkar Hijau (LH) Sumatera Selatan (Sumsel) memfasilitasi pembentukan forum penurunan emisi karbon bagi multi-pemangku kepentingan (stakeholder) bidang kehutanan di provinsi dengan 17 kabupaten dan kota itu.

Untuk membentuk forum tersebut aktivis lingkungan hidup yang tergabung dalam Perkumpulan Lingkar Hijau Sumsel itu melakukan rapat koordinasi dengan berbagai instansi kehutanan dan aktivis dari sejumlah organisasi lingkungan hidup di Palembang, Rabu.

Direktur Lingkar Hijau Sumsel Anwar Sadat menjelaskan provinsi setempat termasuk sebagai salah satu dari 12 provinsi di Tanah Air yang ditunjuk melaksanakan rencana kerja detail/sub rencana kerja nasional Program Folu Net Sink.

Folu Net Sink merupakan salah satu program di sektor kehutanan yang diharapkan berkontribusi besar terhadap penurunan emisi sesuai dengan target Enhance National Determinate Carbon (ENDC) Indonesia 2030 sebesar 31,89 persen atau sekitar 912 juta ton CO2 dengan upaya sendiri dan 43,2 persen dengan bantuan internasional.

Hal itu sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 98/2021 tentang Penyelenggaraan Nilai Ekonomi Karbon untuk pencapaian target kontribusi yang ditetapkan secara nasional dan pengendalian emisi Gas Rumah Kaca (GRK) dalam pembangunan nasional.

Dalam Pasal 3 Ayat (4) disebutkan pengurangan emisi GRK utamanya didukung oleh sektor kehutanan sebagai penyimpan karbon dengan pendekatan Folu Net Sink yang merupakan sebuah kondisi ingin dicapai melalui aksi mitigasi penurunan emisi GRK dari sektor kehutanan dan lahan dengan kondisi dimana tingkat serapan sudah lebih tinggi dari tingkat emisi pada 2030.

Guna mendukung tercapainya Program Folu Net Sink di Sumsel, pihaknya berikhtiar membentuk forum sebagai wadah untuk melakukan upaya pada satu landskap yang ada di kawasan Sembilang Dangku dalam provinsi setempat yang merupakan Kawasan Hidrologi Gambut (KHG).

Kawasan hidrologi gambut itu berada di garis pantai timur Sumatera yang masuk dalam wilayah Kabupaten Banyuasin dan Musi Banyuasin (Muba), Sumsel, dengan harapan menjadi satu role model di dalam pengelolaan hutan dan lahan, khususnya lahan gambut, dengan melibatkan multi pemangku kepentingan di daerah.

Pengendali Ekosistem Hutan Madya BKSDA Sumsel Shabiliani Mareti menambahkan ada empat kawasan target aksi Program Folu Net Sink di provinsi ini yakni Suaka Margasatwa (SM) Dangku Musi Banyuasin, SM Gumai Tebing Tinggi Lahat, SM Gunung Raya OKU Selatan, dan SM Padang Sugihan Banyuasin.

Dalam empat kawasan target aksi program tersebut dilakukan pemulihan ekosistem, habitat satwa liar dilindungi seperti harimau Sumatera, serta pencegahan deforestasi dan degradasi di area hutan sekitar 51 ribu hektare.

Untuk menjalankan program tersebut tidak mungkin bisa dilakukan oleh instansi bidang kehutanan dan lingkungan secara sendiri-sendiri, sehingga perlu sinergisitas antar-instansi terkait.

"Saya menyambut baik rencana pembentukan forum tersebut sehingga semua stakeholder dapat bersama-sama mengawal aksi Folu Net Sink agar penurunan emisi karbon bisa tercapai sesuai target Enhance National Determinate Carbon (ENDC) 2030," jelas Shabiliani.