BMKG sebut OKU berpotensi alami cuaca ekstrem

id Cuaca ekstrem, hujan lebat, bencana alam, Sungai Ogan, BPBD OKU

BMKG sebut OKU berpotensi alami cuaca ekstrem

Warga Kabupaten OKU berjalan di genangan banjir. (ANTARA/Edo Purmana)

Baturaja (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatra Selatan berpotensi mengalami cuaca ekstrem selama beberapa hari kedepan.

Manager Pusdalops Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) OKU, Gunalfi di Baturaja, Rabu mengatakan bahwa berdasarkan peringatan dini dari BMKG bahwa sebagian besar wilayah di Sumsel, termasuk kabupaten setempat berpotensi terjadi hujan lebat disertai petir selama beberapa hari kedepan.

"BMKG memprediksi sebagian besar wilayah di Sumsel berpotensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir/kilat dan angin kencang," katanya.

Wilayah-wilayah tersebut antara lain Kabupaten Muara Enim, Lahat, Musi Rawas, Musi Banyuasin, Musi Rawas Utara, OKU, OKU Timur, OKU Selatan dan Ogan Komering Ilir.

"Untuk Kabupaten OKU sejak beberapa hari terakhir memang sudah turun hujan pasca-dilanda suhu panas ekstrem dan diprediksi masih akan hujan selama beberapa hari kedepan," katanya.

Terkait hal itu, ia mengimbau warga berhati-hati dan mewaspadai bencana banjir dan tanah longsor, serta pohon tumbang saat beraktivitas dalam kondisi cuaca ekstrem.

"Warga yang tinggal di daerah rawan bencana seperti daerah bantaran sungai, berbukit atau daerah terjal harus mewaspadai bencana tanah longsor ataupun banjir," ujarnya.

Sebagai upaya antisipasi bencana, BPBD OKU mengaktifkan kembali posko penanggulangan bencana di 13 kecamatan di wilayah itu untuk menanggulangi banjir dan tanah longsor sedini mungkin agar tidak menimbulkan korban jiwa.

Setiap posko disiagakan personel BPBD dan dibantu tim relawan di setiap kecamatan yang siap siaga menghadapi banjir dan tanah longsor dengan peralatan yang memadai.

Relawan di setiap posko ini bertugas mengantisipasi sekaligus memantau titik rawan bencana alam di wilayah masing-masing selama 24 jam agar cepat ditanggulangi.

"Kami juga terus memantau debit air Sungai Ogan menggunakan alat Automatic Water Level Recorder (AWLR) untuk mengantisipasi banjir," katanya.