Kejari OKU sosialisasikan pencegahan stunting

id Sosialisasi stunting, penyakit kekerdilan, program prioritas, Kejari OKU

Kejari OKU sosialisasikan  pencegahan stunting

Kepala Kejari OKU Choirun Parapat memberikan makanan tambahan kepada anak berisiko stunting. (ANTARA/HO/Kejari OKU)

Oleh sebab itu, kata dia, penting bagi orang tua untuk memastikan bahwa anak-anak ini memperoleh nutrisi yang cukup, sehingga terhindar dari stunting atau kekerdilan.

Meski demikian, ia menggarisbawahi bahwa faktor nutrisi bukan satu-satunya penyebab terjadinya stunting, melainkan pola asuh dan lingkungan tempat tinggal balita juga tak boleh luput dari perhatian.

Para orang tua, khususnya ibu, memiliki peran kunci dalam memberikan nutrisi yang baik, merawat anak-anak dengan penuh perhatian dan juga menciptakan lingkungan yang bersih dan aman.

"Sebab, lingkungan yang tidak sehat juga bisa menjadi penyebab stunting," ujarnya.

Berdasarkan data nasional dari hasil riset Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) dan data primer yang diperoleh dari hasil pengukuran petugas gizi di 18 puskesmas di OKU yang dilaporkan ke aplikasi EPPGBM Kemenkes, menunjukkan bahwa angka stunting di kabupaten setempat jauh lebih rendah dibandingkan dengan angka nasional.

Pada tahun 2022, angka stunting OKU sebesar 3,95 persen dan pada tahun 2023 sebesar 2,4 persen atau sebanyak 262 anak mengalami stunting.