Palembang (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan penurunan harga bawang merah dan putih memberikan andil deflasi di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel).
Kepala BPS Sumsel Wahyu Yulianto di Palembang, Senin, mengatakan Sumsel mengalami deflasi sebesar 0,03 persen secara bulanan (month to month/mtm).
Ia menjelaskan kondisi deflasi periode Juni tahun 2024 dipengaruhi oleh beberapa catatan peristiwa diantaranya, turunnya harga bawang merah dan bawang putih. Penurunan harga bawang merah itu disebabkan oleh panen dini di beberapa sentra produksi untuk mencegah kerugian akibat bencana banjir.
"Penurunan ini juga disebabkan oleh intervensi pemerintah untuk mengatasi terhambatnya distribusi yang akibat banjir," jelasnya.
Kemudian, peristiwa selanjutnya yaitu menurunnya harga tomat akibat melimpahnya ketersediaan pasokan di musim panen.
Lalu, ada juga kenaikan beberapa komoditas hortikultura, karena memang musim hujan komoditas sayur-sayuran berkurang di pasaran sehingga harganya mengalami kenaikan.
"Periode Juni 2024 ini juga bertepatan dengan sejumlah momen yaitu Hari Raya Idul Adha, kenaikan kelas, libur sekolah dan penerimaan siswa baru yang secara umum meningkatkan konsumsi masyarakat," ujarnya.
Wahyu mengatakan tingkat deflasi di Sumsel baik secara bulanan maupun tahunan sudah lebih rendah dibandingkan tingkat nasional
"Secara bulanan Sumsel mengalami deflasi sebesar 0,03 persen, namun tingkat nasional sebesar 0,08 persen. Sedangkan, secara tahunan (year on year/yoy) Sumsel mengalami inflasi sebesar 2,48 persen dan tingkat nasional sebesar 2,51 persen. Artinya sudah lebih rendah dari nasional,” kata dia.