Jumpalitan dunia Riley saat beranjak remaja di "Inside Out 2"

id insideout 2,inside out,pixar,disney,pubertas,film anak,rekomendasi film,berita palembang, berita sumsel

Jumpalitan dunia Riley saat beranjak remaja di "Inside Out 2"

Poster "Inside Out 2". (ANTARA/HO-Disney Indonesia)

Dari sana, Riley memulai perjalanan menavigasi emosi nan penuh intrik di masa remaja. Pubertas, masa transisi dari kanak-kanak ke dewasa muda adalah fase penting dalam setiap individu karena munculnya emosi-emosi baru yang seperti mengendarai kereta luncur di mana emosi kanak-kanak sedikit demi sedikit mulai tergantikan oleh emosi dewasa.

Kebahagiaan seringkali tergantikan oleh kepanikan karena kebutuhan menyusun strategi masa depan, ketakutan yang sering ditutupi oleh kebosanan yang akhirnya luput jadi sarkasme untuk menutupi rasa malu.

Individu akan mulai merasa butuh mendekatkan diri dengan orang seusianya hingga kemampuan mengenali seksualitasnya. Hal-hal tersebut seringkali menimbulkan rasa tak menentu yang berlebihan jika tak dinavigasi dengan baik.

Sayangnya, para orang tua sering tidak paham dengan gejolak rasa gelisah itu dan menghindari membicarakannya.

Akibatnya, ada kemungkinan anak yang mencapai pubertas tidak siap untuk perasaan yang menyertainya. Seringkali, mereka berpura-pura kuat atau mereka justru menjadi kewalahan dan menutup diri secara emosional.

Sang sutradara "Inside Out 2" yakni Kelsey Mann dengan apik menggambarkan perubahan fisik pada anak yang mengalami pubertas mulai dari jerawat hingga "growth spurt" yang membuat Riley jadi lebih tinggi dalam semalam. Sementara secara emosi, Riley mengalami mood swing parah yang membuatnya jadi menyebalkan bagi orang-orang di sekitarnya, mulai dari sahabatnya, orang tua, pelatih hockey bahkan calon kakak kelasnya.

Kawah candradimuka Riley digambarkan Mann sebagai sebuah kamp keterampilan hoki akhir pekan di mana dia sangat ingin dipilih untuk masuk sebuah tim, ini sama seperti pubertas datang mengetuk tiba-tiba; mengenalkan sekumpulan emosi baru yang lebih kompleks yang dipimpin oleh Anxiety (Maya Hawke), dengan Envy (Ayo Edebiri), Embarrasement (Paul Walter Hauser), dan Ennui (Adèle Exarchopoulos) bersekongkol.

Untuk masuk tim hoki impian, Riley harus berjibaku dengan emosi-emosi baru sehingga tak salah langkah menjadi pribadi yang tak sesuai dengan nilai-nilai diri dia yang sebenarnya.