Ini kiat bagi guru dan orang tua bangun kemampuan literasi-numerasi anak

id kemampuan berhitung anak,literasi anak,pojok baca sekolah

Ini kiat bagi guru dan orang tua bangun kemampuan literasi-numerasi anak

Ilustrasi - anak belajar matematika (ANTARA/Pexels)

Dalam hal ini Galih berpendapat bahwa orang tua perlu memupuk sejak dini kemampuan literasi anak-anak melalui kemampuan memahami. 

“Ada yang namanya ‘kesadaran cetak’, sebenarnya bisa mulai dari simbol atau gambar. Tipsnya, memulai dengan membaca gambar. Walaupun ada tulisannya, tapi membaca gambar. Kita bisa mulai dari gambar, untuk buku anak usia dini gambar lebih besar dan perlu bercerita,” ujarnya.

Sementara di sisi kemampuan numerasi, Galih menilai orang tua masih diasosiasikan dengan kemampuan matematis yang kompleks. Padahal numerasi bisa didorong dengan sebuah teknik one to one correspondence.

“Jangan hanya mengajarkan simbol angka. Kita harus ajarkan dengan benda konkret. ‘Satu’ itu satu benda, ‘dua’ itu dua benda. Sehingga anak terbiasa, jika angka semakin besar, maka jumlah semakin banyak,” katanya.

Sembari mempelajari hal tersebut, orang tua dan guru dapat menopang kemampuan anak melalui keterampilan melihat, mendengar, berbicara, dan menulis. Semua ini dibangun melalui interaksi yang intens dengan guru maupun orang tua di rumah.

Para guru juga harus lebih kreatif agar anak memiliki ketertarikan untuk membaca. Salah satu caranya adalah dengan memanfaatkan keberadaan Pojok Baca di sekolah.

“Kalau mau berkelanjutan, harus memanfaatkan buku fisik dan digital yang lebih banyak pilihan, sekarang banyak platform yang menyediakan buku-buku gratis,” katanya.

Misalnya, Kemendikbudristek menyediakan berbagai buku digital di platform Sistem Informasi Perbukuan Indonesia (SIBI) yang bisa diakses gratis oleh murid maupun guru. 


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kiat bagi guru dan orang tua bangun kemampuan literasi-numerasi anak