Tak ada luka bakar, tiga korban pesawat katuh di Tangsel karena benturan keras

id pesawat jatuh, Mayor Purn Suwanda, RS Polri,Bsd,Indonesia Flying Club

Tak ada luka bakar, tiga korban pesawat katuh di Tangsel karena benturan keras

Petugas forensik tengah memasukkan jenazah korban pesawat jatuh di BSD, Serpong, Tangsel, Mayor Purn Suwanda ke dalam ambulans di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin dinihari (20/5/2024). ANTARA/Syaiful Hakim

Jakarta (ANTARA) - Jenazah Mayor Purn Suwanda yang merupakan korban pesawat jatuh di Jalan Lapangan Sunburst, BSD, Serpong, Tangerang Selatan, Banten, telah dibawa pihak keluarganya ke Cirebon, Jawa Barat, untuk dimakamkan.

Hal itu dilakukan usai tim forensik Rumah Sakit (RS) Polri Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, melakukan pemeriksaan luar atau identifikasi terhadap jenazah co-pilot pesawat latih jenis Tecnam P2006T tersebut pada Senin dinihari.
 
Sedangkan dua jenazah lainnya, yakni pilot pesawat Pulung Darmawan dan teknisi atau mekanik Farid Ahmad masih berada di RS Polri.
 
Rencananya, setelah proses identifikasi selesai, kedua jenazah juga akan langsung diserahkan kepada pihak keluarganya.
 
 
Sejumlah petugas gabungan mengangkut bangkai pesawat latih Cessna 2006 bernomor registrasi PK-IFP ke atas truk di kawasan BSD, Tangerang Selatan, Banten, Minggu (19/5/2024). Bangkai pesawat milik Indonesia Flying Club (Perkumpulan Penerbang Indonesia) akan dibawa ke Bandara Udara Pondok Cabe untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut oleh pihak berwenang. ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin/aww.
Sebelumnya, Kepala RS Polri Brigjen Polisi Hariyanto mengatakan, Tim Disaster Victim Identification (DVI) Mabes Polri, termasuk Inafis Bareskrim Polri tengah bekerja untuk melakukan proses identifikasi atau pemeriksaan luar saja.
Menurut dia, untuk proses identifikasi atau pemeriksaan luar tidak membutuhkan waktu yang lama karena kondisi jenazah tidak mengalami kerusakan yang parah. Namun, untuk autopsi (mengetahui penyebab kematian) membutuhkan waktu yang relatif lama.
 
"Kalau autopsi memerlukan waktu yang lama karena autopsi itu untuk mengetahui penyebab kematian karena apa. Mungkin banyak sekali alternatif-alternatifnya yang memerlukan pemeriksaan lanjutan yang lain sehingga agak lama," kata Hariyanto.
 
Menurut dia, tidak ditemukan luka bakar pada tiga jenazah korban pesawat jatuh tersebut.
"Luka bakar tidak ada, tapi hanya luka benturan yang sangat keras. Bisa dibayangkan jatuh dengan terbentur," kata Hariyanto.
 
Menurut dia, perwakilan dari Indonesia Flying Club sudah mendatangi RS Polri untuk memberikan informasi, seperti ciri-ciri korban dan pakaian yang dikenakan korban sebelum meninggal.
 
 
Data tersebut kemudian dicocokkan dengan data post mortem oleh Tim Disaster Victim Identification (DVI) Mabes Polri untuk memastikan identitas korban.
 
"Untuk ante mortemnya identitas sudah kita terima. Tapi, untuk post mortemnya nanti kita baru akan laksanakan, apakah jadi autopsi atau hanya identifikasi dan pemeriksaan luar saja," kata Hariyanto.
 
Dia menjelaskan bahwa identitas pada ketiga jenazah itu sama seperti yang sempat terungkap ke publik. Yakni, Pulung Darmawan, Suwanda dan Farid.
 
Hal itu juga berdasarkan data ante mortem yang diperoleh dari pihak kerabat para korban. "Sesuai, ya itu informasi dari yang beredar juga seperti itu (identitas korban) yang masuk ke kita seperti itu. Ya untuk ante mortemnya sama," katanya.
 
Sebuah pesawat ringan jatuh di Kawasan Lapangan Sunburst, BSD, Kecamatan Serpong, Tangerang Selatan, Banten, pada Minggu (19/5) sekitar 14.09 WIB. Dalam insiden tersebut, terdapat tiga korban jiwa yang terdiri dari pilot, co-pilot dan mekanik.
 


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Usai identifikasi, jenazah Mayor Purn Suwanda dibawa keluarganya