Waspada gejala tumor kelopak mata yang mirip bintitan
Gen seseorang, katanya, juga berpengaruh dalam perkembangan tumor tersebut.
Angga mengatakan, setiap orang memiliki batas ketahanan masing-masing. Oleh karena itu, ujarnya, meski hampir semua orang terkena sinar matahari, ada yang terkena tumor tersebut, dan ada yang baik-baik saja.
Dia menjelaskan, biasanya tumor yang jinak tidak mengganggu penglihatan, kecuali sudah besar bentuknya. Adapun tumor yang sudah ganas, ujarnya, dapat mengganggu jika sampai masuk ke dalam rongga mata
"Atau dia menutupi, masuk, misalkan ya, membuat masalah di kornea. Atau membuat masalah di syaraf mata, sehingga pasien mengeluh buram," katanya.
Dokter itu menambahkan, pengetahuan mengenai tumor di kelopak mata masih minim, padahal hal itu dapat menjadi salah satu upaya untuk mencegah agar tidak terkena tumor tersebut. Ada tiga hal yang membuat tumor tersebut berkembang, yaitu sifat tumor itu sendiri, eksposur terhadap faktor-faktor risiko terus-menerus, serta ketidaktahuan pasien.
Dokter itu mengatakan bahwa pasien biasanya tidak merasakan gejala-gejala tumor tersebut, dan baru datang saat terjadi gangguan penglihatan akibat itu, sehingga mereka membutuhkan pengobatan lebih lanjut.
Angga mengingatkan, apabila menemukan luka atau benjolan yang membesar di kelopak mata, sebaiknya tidak diobati sendiri, seperti dengan pengobatan tradisional, atau digaruk-garuk, dan lebih baik diperiksakan ke dokter.
Untuk mencegah tumor agar tidak mengganas, ujarnya, perlu dilakukan pada pola hidup, seperti menggunakan proteksi saat berada di luar ruangan agar tidak terkena sinar ultraviolet (UV), misalnya dengan menggunakan topi. Selain itu, mengurangi rokok.
"kalau misalkan perokok, pasif biasanya, jauhi lingkungan rokok pasif. Seperti itu. Atau aktif, ya merokoknya dikurangi," dia menjelaskan.
Yang paling penting, ujarnya, adalah melakukan pemeriksaan secara rutin ke dokter.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Waspadai gejala tumor kelopak mata yang mirip bintitan