Nujul mengungkapkan, pengelolaan arsip dan restorasi film "Dr. Samsi" menjadi salah satu kerja nyata Kemendikbudristek dalam menghargai peran para sutradara sekaligus karya-karya dalam membangun industri perfilman Indonesia. Hal itu sesuai dengan amanat Undang-undang No.33 tahun 2009 tentang Perfilman dan Undang-undang No.5 tahun 2017 tentang Pelestarian Artefak atau Produk Budaya khususnya film Indonesia.
Layaknya proses alih media dari format seluloid ke digital, film "Dr. Samsi" pun mesti melewati beberapa tahapan rumit sejak ide restorasi kali pertama mencuat pada tahun 2020. Menurut Koordinator Utama Digitalisasi dan Restorasi Kemendikbudristek Rizka Fitri Akbar, pihaknya telah menemukan beberapa kriteria di film tersebut untuk melakukan alih-media menuju restorasi.
"Pada tahun 2021, kami melakukan inspeksi secara fisik dan tadinya berharap tahun itu bisa langsung melakukan restorasi, namun ternyata tidak bisa karena materi fisik yang sangat parah dan tidak lengkap," ucap Rizka.
Menurut Rizka setahun kemudian yaitu pada 2022, pihaknya kemudian mendapatkan bantuan untuk memperbaiki fisik film tersebut terkait kegiatan riset terhadap sutradara Ratna Asmara. Pada saat itu, Rizka mengatakan, obyek film yang ada di Sinematek adalah "Dr. Samsi".
"Akhirnya, tahun ini film ‘Dr. Samsi’ dinyatakan harus direstorasi karena terdapat masalah pada materi fisik yang semakin rusak. Tantangan utama adalah materi yang tidak lengkap dan nyaris punah. Jika dibiarkan walau terus diperbaiki, maka ada namanya penyakit autokatalitik yang membuat film akan hancur ketika tiba masanya," tutur dia.
Rizka lantas menambahkan bahwa permasalahan utama yang muncul dari film "Dr. Samsi" adalah kualitas audio yang telah mengalami kerusakan cukup berat. Data audio copy positif film tersebut, Rizka melanjutkan, sudah mengalami apa yang diistilahkan washed out. Sedangkan copy data negatif tidak lengkap. Karena itu, hasil restorasi kali ini adalah kombinasi dari semua materi tersebut.
Apa yang diutarakan oleh Rizka memang turut dirasakan ketika ANTARA menghadiri dan menyaksikan pemutaran perdana film restorasi tersebut. Pada dasarnya, film “Dr. Samsi” berkisah mengenai konflik keluarga yang bersilang sengkarut terkait hubungan gelap sang tokoh utama dan kemudian menjadi dinamika pada fase kehidupan selanjutnya.
Gaya dialog dan gestur sederhana, serta selipan humor ringan membuat film ini sangat renyah untuk dinikmati, meski telah bergerak melintasi rentang zaman hingga saat ini. Sejumlah diksi dan istilah yang muncul dalam dialog-dialog film tersebut -- walau tergolong arkaik, nyatanya masih dapat dikunyah dengan baik oleh penonton penggemar era girl grup Korea masa sekarang, bahkan menjadi sebuah hal unik sekaligus lucu.