Surabaya (ANTARA) - Santri di Nusantara memiliki peran besar dalam mempertahankan tradisi berbusana khas sarungan.
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menilai kaum santri telah melestarikan tradisi busana sarung Nusantara karena dipakai dalam kegiatan sehari-hari, seperti kerap terlihat di lingkungan pondok pesantren.
"Sarung itu kan selama ini identik dengan santri. Kami ingin memberikan realisasi sambil kembali bersyukur dengan mengingat identitas yang selama ini kita miliki. Bangga dengan identitas kesantrian kita, itu intinya," kata Menteri Agama dalam keterangannya di Surabaya, Sabtu (21/10).
Hal itu ditekankan Menag saat gelaran Fesyen Sarung Santri Nusantara dalam rangkaian peringatan Hari Santri 2023 di halaman Gedung Negara Grahadi Surabaya, Sabtu (21/10) malam.
Menurutnya, busana sarung telah ada di Bumi Nusantara sejak mayoritas masyarakat memeluk agama Budha di era Kerajaan Sriwijaya, pada sekitar abad ke-7 masehi.
Masih di abad yang sama, ketika kemudian mayoritas masyarakat memeluk agama Islam, kaum santri di pondok pesantren melestarikan busana tradisi nenek moyang bangsa Indonesia itu sampai sekarang.
Berita Terkait
Polisi wanti-wanti larang dan bubarkan perang sarung, ternyata ini satu akibatnya
Rabu, 20 Maret 2024 13:29 Wib
Tawuran sarung bawa belasan remaja ke kantor polisi
Jumat, 15 Maret 2024 11:41 Wib
Selain bantuan Safari Ramadhan, Bupati Banyuasin bagikan sarung dan mukena
Rabu, 29 Maret 2023 15:36 Wib
Sarung bordir diprediksi jadi tren fesyen pria di Ramadhan
Rabu, 8 Maret 2023 12:13 Wib
Ayo pakai sarung
Jumat, 3 Maret 2023 23:07 Wib
Rekaman CCTV perlihatkan Ferdy Sambo tak kenakan sarung tangan
Selasa, 29 November 2022 16:03 Wib
Napi bandar narkoba kabur dari LP Cipinang, diduga panjat pagar pakai kain sarung
Minggu, 30 Oktober 2022 21:01 Wib
Polisi tetapkan dua tersangka tawuran sarung berujung maut
Kamis, 7 April 2022 9:35 Wib