Jakarta (ANTARA) - Pendiri Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Denny Januar Ali, mengatakan elektabilitas bakal capres usungan Koalisi Perubahan Anies Baswedan menurun usai memilih Muhaimin Iskandar sebagai bakal cawapres untuk Pilpres 2024.
"Kami membaca berita yang banyak hari-hari ini bahwa elektabilitas Anies Baswedan justru menurun setelah ia deklarasi pasangan capres-cawapres pertama dengan Muhaimin Iskandar," kata Denny dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa.
Deklarasi Anies-Cak Imin atau Amin sebagai pasangan bakal capres-cawapres dilakukan di Surabaya, Jawa Timur, pada Sabtu (2/9).
Berdasarkan hasil survei LSI Denny JA di bulan September 2023, bakal capres usungan Koalisi Indonesia Maju (KIM) Prabowo Subianto masih unggul sementara di angka 39,8 persen, diikuti oleh bakal capres Ganjar Pranowo yang meraih sekitar 37,9 persen.
Kemudian, elektabilitas Anies hanya berkisar di angka 14,5 persen. Menurut Denny, dukungan kepada Anies masih jauh dibandingkan Ganjar dan Prabowo.
"Selisihnya lebih dari 20 persen," tambahnya.
Tidak hanya itu, perbandingan dukungan kepada Anies Baswedan di bulan September dan Agustus juga menurun.
"Bulan Agustus, deklarasi (Anies) bersama Muhaimin belumlah dinyatakan. Deklarasi pasangan ini terjadi pada tanggal 2 September 2023," jelasnya.
Sebelum Deklarasi Amin, lanjut Denny, dukungan kepada Anies mencapai 19,7 persen. Namun, setelah deklarasi tersebut, dukungannya justru menurun sebanyak 5 persen menjadi 14,5 persen.
Denny menilai penurunan elektabilitas Anies disebabkan oleh dampak dari Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang memilih mencabut dukungannya bagi Anies karena memilih Muhaimin sebagai pendampingnya.
Kritik SBY kepada Anies itu beredar cukup masif dan berdampak pada turunnya elektabilitas mantan gubernur DKI Jakarta itu. SBY mempertanyakan jika saat memilih bakal calon pendamping saja Anies tidak amanah, maka bagaimana nanti ketika dia terpilih sebagai pemimpin Indonesia.
"Itu kemarahan yang datang dari hati oleh presiden dua periode, yang pernah menjadi bintang di zamannya, dengan menang pilpres satu putaran saja, dengan dukungan tertinggi dalam sejarah pilpres langsung," jelas Denny.
Sementara itu, lanjut Denny, elektabilitas bakal capres dapat dilihat dari tiga fondasi. Pertama ialah rekam jejak kinerjanya di masa lalu. Kedua yaitu aneka program utama yang akan diberikan kepada rakyat. Ketiga adalah kepribadian.
"Jika kepribadian yang diserang seperti sekarang ini, Anies dianggap tidak amanah, apalagi yang menyerang adalah tokoh berpengaruh, disiarkan sangat masif pula; maka itu besar efeknya," tambahnya.
Namun demikian, menurut Denny, Anies masih memiliki potensi menjadi kuda hitam untuk menyusul di tikungan terakhir. Hal itu juga terjadi di Pilkada DKI Jakarta 2017 di mana Anies justru menang.
"Ia (Anies) masih berpotensi menjadi kuda hitam juga kali ini, tapi tentu saja medan perangnya lebih sulit. Indonesia, dari Aceh hingga Papua, jauh lebih luas dan lebih kompleks dibandingkan DKI Jakarta. Sekaligus juga ini menjadi peringatan bagi Prabowo dan Ganjar agar mereka tidak membuat blunder. Ini agar posisi mereka tak lagi terkejar," ujar Denny.
Berita Terkait
MK akan laporkan Denny Indrayana ke organisasi advokat
Kamis, 15 Juni 2023 14:55 Wib
Mahfud MD: Saya ditawari jadi cawapres Anies Baswedan, tapi menolak
Senin, 5 Juni 2023 16:14 Wib
Bareskrim dalami dugaan kebocoran putusan Mahkamah Konstitusi terkait sistem pemilu
Jumat, 2 Juni 2023 12:00 Wib
Denny Indrayana bantah bocorkan putusan Mahkamah Konstitusi terkait sistem pemilu
Selasa, 30 Mei 2023 11:58 Wib
Polri rapat selidiki dugaan bocornya putusan Mahkamah Konstitusi terkait sistem pemilu
Senin, 29 Mei 2023 16:08 Wib
PAN tolak artis Denny Cagur kembali usai pindah ke PDIP
Jumat, 12 Mei 2023 13:45 Wib
Hasto Kristiyanto umumkan Artis Once Mekel hingga Denny Cagur jadi caleg PDI Perjuangan
Kamis, 11 Mei 2023 15:16 Wib
30 nama sastrawan RI masuk daftar pencarian terbanyak Google
Kamis, 22 Desember 2022 15:42 Wib