Sungai Ogan dangkal, BPBD OKU salurkan air bersih untuk warga terdampak kekeringan

id Bantuan air bersih, dampak kekeringan, kemarau panjang, air sungai, BPBD OKU

Sungai Ogan dangkal, BPBD OKU salurkan air bersih untuk warga terdampak kekeringan

Warga Kabupaten OKU antusias menerima bantuan air bersih dari pemerintah daerah setempat, Jumat (22/9/2023). (ANTARA/Edo Purmana)

Baturaja (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan menyalurkan bantuan air bersih untuk warga yang terdampak kekeringan akibat kemarau panjang.

"Bantuan air bersih ini diperuntukkan bagi 1.360 kepala keluarga (KK) di Kelurahan Air Gading, Kecamatan Baturaja Barat," kata Pelaksana Tugas Kepala BPBD OKU Gunawansyah di Baturaja, Jumat.

Dia menjelaskan akibat kemarau panjang warga di daerah itu kesulitan mendapat pasokan air bersih dari sumur dan Sungai Ogan yang saat ini mulai dangkal.

Oleh sebab itu, pemerintah daerah setempat melalui BPBD menyalurkan 15 ribu liter air bersih menggunakan mobil tangki yang dibagikan kepada warga secara gratis untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Pemberian bantuan air bersih ini diharapkan bisa mengurangi beban masyarakat yang terdampak kekeringan akibat musim kemarau panjang.

"Bantuan air bersih ini akan dilakukan secara berkelanjutan di daerah-daerah di OKU yang mengalami kekeringan," ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, ia mengimbau masyarakat agar menghemat pemakaian air bersih sesuai kebutuhan dan tidak membuang-buangnya untuk hal yang tidak terlalu penting.

Berdasarkan hasil monitoring hari tanpa hujan (HTH) berturut-turut dan prediksi probabilistik curah hujan dasarian (10 hari) hingga dua dasarian ke depan, terdapat indikasi potensi kekeringan meteorologis di beberapa kabupaten/kota di Sumsel yang berstatus waspada hingga awas.

Wilayah yang berpotensi mengalami kekeringan, antara lain Kota Palembang, Kabupaten Lahat, Muara Enim, Ogan Ilir, OKI, OKU, OKU Timur, dan OKU Selatan.

Kekeringan meteorologis ini biasanya berdampak pada berkurangnya persediaan air bersih untuk rumah tangga dan pertanian serta meningkatnya potensi kebakaran semak, hutan, lahan, dan permukiman warga.