Disnaker Palembang tekan angka pengangguran 10.000 jiwa per tahun

id Disnaker Palembang, disnaker, pengangguran, lapangan kerja, tekan pengangguran, angka pengangguran, kerja,berita sumsel, berita palembang

Disnaker Palembang tekan angka  pengangguran 10.000 jiwa per tahun

Kepala Disnaker Palembang Rediyan Deddy. (ANTARA/Yudi Abdullah/23)

Palembang (ANTARA) - Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Palembang berhasil menurunkan atau menekan angka pengangguran di Ibu kota Sumatera Selatan (Sumsel) itu hingga 10.000 jiwa per tahun.

"Angka pengangguran tersebut berhasil ditekan melalui program pelatihan kerja ke Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)," kata Kepala Disnaker Palembang Rediyan Deddy, di Palembang, Sabtu.

Dia menjelaskan program pelatihan yang diberikan seperti program menjahit pakaian jadi, pengelasan besi, otomotif, instalasi listrik, bahkan perbaikan (servis) pendingin udara/AC. Program itu sebagian besar diikuti pemuda lulusan baru dari sekolah tingkat SMA, SMK, bahkan sarjana.

Peserta yang mengikuti program pelatihan hingga selesai selanjutnya diikutkan seleksi untuk mendapatkan sertifikat berstandar Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).

Peserta pelatihan yang telah mengantongi sertifikat itu, kata dia, tidak semuanya menggunakan untuk melamar pekerjaan, kebanyakan mereka lebih memilih untuk membuka usaha sendiri seperti bengkel, servis AC, usaha jahit, las, dan jasa pemasangan instalasi listrik. "Hal itu tentunya bagus ya, bahkan sebagian dari mereka bisa membuka lapangan pekerjaan dengan membangun usaha sendiri," ujarnya.

Keberhasilan Pemkot Palembang menekan angka pengangguran dibuktikan juga dengan diterimanya penghargaan tingkat nasional sebagai kota terbaik dalam mengendalikan inflasi.

"Dalam penghargaan tersebut tentunya angka pengangguran ikut diperhitungkan sebagai pertimbangan penilaian dan kita ikut andil besar," jelasnya.

Kendati demikian ia mengatakan angka pengangguran di Kota Palembang masih cukup tinggi. Berdasarkan data pada 2022 terdapat sekitar 80 ribu pengangguran sehingga ke depan akan dilakukan program-program yang lebih baik lagi.

"Tingginya angka pengangguran itu juga dipengaruhi dampak dari pandemi COVID-19 yang cukup panjang, karena banyak pekerja yang terkena PHK, usaha yang tutup, dan juga banyak pencari kerja dari kabupaten/kota sekitar yang mencari keberuntungan di Palembang," ucapnya.