Tokyo (ANTARA) - Film dokumenter “Kujirabito” yang berkisah tentang tradisi masyarakat Desa Lamalera, Nusa Tenggara Timur, dalam berburu ikan paus, diputar di Tokyo.
Sutradara film “Kujirabito” Bon Ishikawa di Tokyo, Senin, mengaku ingin menyampaikan budaya yang bagus kepada khalayak ramai di tengah maraknya globalisasi.
“Ada budaya yang bagus yang bisa disampaikan, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di Jepang. Jadi ada kemiripan pada Zaman Edo, masyarakat di Jepang juga berburu paus, sama seperti di Indonesia masih dengan cara tradisional,” kata dia.
Film “Kujirabito”, dalam makna harafiah “manusia ikan paus”, merekam keterikatan hubungan antara manusia dengan paus sebagai berkah yang diberikan tuhan kepada masyarakat Lamalera untuk menjalankan kehidupan.
Untuk itu, hubungan erat antara manusia dengan Sang Pencipta sangat tergambar di mana masyarakat Lamalera selalu melibatkan Tuhan baik sebelum, setelah berburu paus maupun dalam kehidupan sehari-hari.
Ishikawa membutuhkan waktu hingga tiga tahun untuk membuat film dokumenter yang sebetulnya sudah diawali dengan riset sejak 1991 saat dia mengambil sejumlah foto terkait tradisi itu.
Berita Terkait
Pentingnya penyensoran pada materi penyiaran
Senin, 9 Desember 2024 15:39 Wib
Film Women From Rote Island menuju Oscar dan jadi pembelajaran
Selasa, 3 Desember 2024 17:09 Wib
Prabowo dukung film Women From Rote Island di Piala Oscar 2025
Jumat, 29 November 2024 15:21 Wib
Ricecooker gaet Dea Panendra untuk bawakan OST film "CTSDK"
Jumat, 29 November 2024 10:05 Wib
Film "Muriara" legend Minahasa
Selasa, 26 November 2024 7:56 Wib
Duta FFI 2024 apresiasi karya-karya film masuk festival
Kamis, 21 November 2024 13:59 Wib
Ringgo Agus Rahman raih Piala Citra pertamanya berkat "JESEDEF"
Kamis, 21 November 2024 10:51 Wib
Ario Bayuhingga Nirina Zubir masuk ke dalam daftar nominasi FFI 2024
Rabu, 20 November 2024 17:01 Wib