Tokyo (ANTARA) - Film dokumenter “Kujirabito” yang berkisah tentang tradisi masyarakat Desa Lamalera, Nusa Tenggara Timur, dalam berburu ikan paus, diputar di Tokyo.
Sutradara film “Kujirabito” Bon Ishikawa di Tokyo, Senin, mengaku ingin menyampaikan budaya yang bagus kepada khalayak ramai di tengah maraknya globalisasi.
“Ada budaya yang bagus yang bisa disampaikan, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di Jepang. Jadi ada kemiripan pada Zaman Edo, masyarakat di Jepang juga berburu paus, sama seperti di Indonesia masih dengan cara tradisional,” kata dia.
Film “Kujirabito”, dalam makna harafiah “manusia ikan paus”, merekam keterikatan hubungan antara manusia dengan paus sebagai berkah yang diberikan tuhan kepada masyarakat Lamalera untuk menjalankan kehidupan.
Untuk itu, hubungan erat antara manusia dengan Sang Pencipta sangat tergambar di mana masyarakat Lamalera selalu melibatkan Tuhan baik sebelum, setelah berburu paus maupun dalam kehidupan sehari-hari.
Ishikawa membutuhkan waktu hingga tiga tahun untuk membuat film dokumenter yang sebetulnya sudah diawali dengan riset sejak 1991 saat dia mengambil sejumlah foto terkait tradisi itu.
Berita Terkait
Ajil Ditto sempat canggung dengan Adinia Wirasti di film terbarunya
Sabtu, 16 November 2024 13:11 Wib
Menunggu film "Keajaiban Air Mata Wanita" dirilis
Rabu, 13 November 2024 8:38 Wib
Adinia Wirasti hadir sebagai perempuan realistis dalam film terbarunya
Senin, 11 November 2024 16:28 Wib
Film "Bila Esok Ibu Tiada" tayang 14 November 2024
Kamis, 31 Oktober 2024 15:48 Wib
NBA rilis film pendek "The HEIST II" jelang Emirates NBA Cup
Rabu, 30 Oktober 2024 9:54 Wib
Reza Rahadian debut sebagai sutradara, angkat kisah perempuan
Selasa, 29 Oktober 2024 20:48 Wib
Festival film momentum kembalikan kejayaan layar lebar
Selasa, 29 Oktober 2024 14:35 Wib
"11 Rebels" tayang perdana dan pembuka Tokyo Film Festival 2024
Senin, 28 Oktober 2024 13:11 Wib