Penipu digital kerap manfaatkan kenyamanan dan kelengahan korban

id penipuan online,penipuan digital,social engineering,cyber crime,kejahatan siber,serangan siber,berita sumsel, berita palembang

Penipu digital kerap manfaatkan kenyamanan dan kelengahan korban

Ilustrasi serangan siber (Shutterstock/Tero Vesalainen)


"Kita perlu pikir, benar enggak kita ulang tahun? Lalu, ada orang yang bilang mau ngasih hadiah enggak?" imbuhnya.

Tidak hanya di aplikasi perpesanan, masyarakat juga harus lebih berhati-hati ketika berselancar di media sosial. Sebab, penipu juga kerap menyelundup di antara tantangan-tantangan yang beredar di media sosial.

"Contohnya seperti di Instagram ada tantangan seperti apa fotomu ketika masih SD? Lalu semua orang menampilkan (fotonya). Ini dimanfaatkan (oleh penipu), diselipkanlah tantangan seperti apa tanda tanganmu, apa nama orang tuamu sebelum menikah, dan sebagainya," ujar Firman.

Selain masyarakat, Firman mengatakan kewaspadaan juga harus ditingkatkan oleh para lembaga. Pasalnya, banyak penipu yang mengaku sebagai lembaga tertentu saat melancarkan aksinya.

"Misalnya kepolisian. Mereka kirim pesan 'Anda ditilang, ini ada bukti gambar foto penilangan Anda, tolong dibuka aplikasinya,'. Nah instansi itu perlu mengumumkan bahwa tidak pernah mengeluarkan penilangan atau undangan pakai APK," kata Firman.

"Jadi stakeholder ini perlu juga melindungi masyarakat dengan mengomunikasikan hal semacam itu," lanjut dia.

Begitu juga dengan para penyedia layanan keuangan. Menurutnya, penyedia layanan keuangan juga harus menyadari bahwa penipu tidak hanya mengandalkan kelemahan teknologi tapi juga social engineering.

"Sistem keamanannya perlu dijamin oleh bank. Pihak bank juga perlu mendalami aspek sosial dari teknologi tersebut, kira-kira kelemahan (teknologi) ini ketika dibobol menggunakan aspek sosial seperti apa," tuturnya.