Sumsel ubah pola konsumtif jadi produktif pangan

id Hut sumsel ke -77

Sumsel ubah pola konsumtif jadi produktif pangan

Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru menghadiri rapat Paripurna Istimewa DPRD Sumsel pada peringatan hari jadi Sumsel ke-77 tahun, di Palembang, Senin (15/5/2023) (ANTARA/M Riezko Bima Elko P)

Palembang, Sumatera Selatan (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan pada usia ke-77 tahun berkomitmen untuk merubah pola kebiasaan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pangan keluarga sehari-hari dari bersifat konsumtif menjadi produktif..

Gubernur Sumsel Herman Deru, seusai rapat Paripurna Istimewa DPRD Sumsel pada peringatan hari jadi Sumsel ke-77 tahun, Senin, mengatakan upaya merubah pola kebiasaan masyarakat tersebut sudah dimulai sejak tahun 2021 di antaranya melalui program Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP).

Pada program GSMP ini, Pemerintah Provinsi Sumsel menggandeng segenap lembaga/instansi tingkat pusat maupun daerah untuk secara stimulan memberikan bibit-bibit unggul komiditi pangan, misal contoh di antaranya seperti sayuran, cabai, ikan, jagung, dan kebutuhan pangan lainnya kepada masyarakat.

Ia menyebutkan, bila sebelumnya komoditas pangan tersebut dipenuhi dengan cara membeli di pasar, maka diharapkan karena telah disediakan, masyarakat bisa menghasilkannya sendiri dengan memanfaatkan lahan yang ada di sekitar lingkungan tempat tinggal dan perkarangan rumah.

Adapun dalam perjalanannya program GSMP tersebut telah melibatkan semua pihak dan lapisan masyarakat mulai di perkotaan hingga sebanyak 80 ribu rumah tangga miskin yang tersebar di 17 kabupaten dan kota.

"Meski terlihat sederhana namun diyakini program ini memberi dampak cukup signifikan untuk masyarakat karena mereka mampu memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari secara mandiri. Bahkan menstimulus pembangunan ekonomi daerah," kata dia.

Ia memaparkan, hal tersebut dapat dilihat dari beberapa capaian di antaranya, pertumbuhan ekonomi sejak tahun 2022 berhasil bangkit menjadi sebesar 5,23 persen.
 
Untuk diketahui angka tersebut meningkat signifikan setelah sebelumnya terkontraksi 0,11% di tahun 2020 sekaligus merupakan capaian tertinggi se-Sumatera.

Bahkan, lanjutnya, tren positif dari program ini efektif telah menciptakan kemandirian pangan masyarakat atas realisasi inflasi Sumsel cukup stabil, tercatat 5,34 persen (yoy) per Februari 2023.

Berdasarkan laporan dari Bank Indonesia mencatat sektor pangan sendiri merupakan penyumbang inflasi nasional sebesar 5,61 persen per Februari 2023.

"Maka sebagai bentuk penghargaan atas keberhasilan program GSMP tersebut dalam menekan laju inflasi, Kementerian Keuangan RI menyalurkan Dana Insentif Daerah sebesar Rp10,32 miliar," imbuhnya.

Ia memaparkan, selain  itu terlihat pula tingkat kemiskinan sejak September 2022 terus menurun menjadi 11,9 persen dan merupakan laju penurunan tertinggi secara nasional sekaligus menjadi tingkat kemiskinan terendah dalam dua dekade terakhir di Sumsel.

Selanjutnya adalah Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Sumsel dari tahun ke tahun selalu lebih baik dari nasional. 

Di mana, pihaknya mencatat pada tahun 2022, TPT menurun menjadi 4,63 persen dari tahun sebelumnya sebesar 4,98 persen dan lebih baik dari nasional yang sebesar 5,86 persen. 

Begitupun Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ADHB per kapita Sumsel saat ini meningkat menjadi Rp68,34 juta dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp57,49 juta dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Sumsel mencapai 70,90 dan merupakan tahun kelima status IPM kategori tinggi. 

Ia menambahkan, diketahui juga Gini Rasio yang mencerminkan nilai ketimpangan pendapatan masyarakat Sumsel turun menjadi 0,330 dan lebih rendah dari nasional yang sebesar 0,381.
 
“Dapat disimpulkan Program Sumsel Mandiri Pangan adalah terobosan demi meningkatnya kesejahteraan masyarakat. Jadi semua ini adalah komitmen kita menjadikan provinsi ini sebagai provinsi yang maju untuk semua,” tandasnya.