Warga binaan Lapas Surulangun Rawas Sumsel belajar bikin tempe

id WBP, wbp Lapas Surulangun Rawas, Kemenkumham Sumsel, narapidana, napi diajari poduksi tempe pembinaan wbp, warga binaan

Warga binaan Lapas Surulangun Rawas Sumsel belajar bikin tempe

WBP Lapas Surulangun Rawas Kemenkumham Sumsel diajari keterampilan mempoduksi tempe. (ANTARA/Yudi Abdullah/23)

Palembang (ANTARA) - Warga binaan pemasyarakatan (WBP) Lapas Kelas III Surulangun Rawas, Kabupaten Musirawas, Kanwil Kemenkumham Sumatera Selatan (Sumsel), diajari keterampilan memproduksi tempe untuk bekal kembali ke masyarakat setelah menjalani masa pidana.

"Hingga kini ratusan WBP telah dibekali cara pengolahan tempe mandiri. Melihat besarnya manfaat program pembinaan itu, pelatihan kepada para narapidana di lapas ini akan terus dilanjutkan," kata Kepala Lapas Surulangun Rawas, Torkis Freddy Siregar, di Surulangun, Senin.

Dia menjelaskan program pembinaan keterampilan membuat tempe dan keterampilan lainnya sudah berjalan sejak tiga tahun terakhir.

Program kemandirian kerja itu, lanjutnya, merupakan gagasan dari Subseksi Pembinaan yang telah berjalan dengan baik. "Warga binaan diajarkan cara pembuatan tempe mulai dari pemilihan bahan baku, proses fermentasi, hingga pengemasan, untuk dipasarkan kepada masyarakat," ujarnya.

Melalui kegiatan pembinaan tersebut, kata dia, diharapkan dapat memberikan manfaat yang baik bagi warga binaan di Lapas Surulangun Kemenkumham Sumsel.

Produk olahan tempe Lapas Surulangun tersebut tidak hanya diminati oleh masyarakat Kabupaten Musirawas, tetapi juga daerah sekitar seperti Kota Lubuk Linggau, sebab selain kualitasnya baik, juga harganya terjangkau.

"Harapan saya pribadi melalui sedikit ilmu yang bisa kita bagi dapat membantu WBP mempersiapkan diri kembali ke dalam masyarakat," ujar Torkis.

Sementara Kakanwil Kemenkumham Sumsel Ilham Djaya mengatakan produksi tempe di dalam lapas tidak hanya memberikan manfaat ekonomi, tetapi juga memiliki dampak positif kepada warga binaan pemasyarakatan.

Produksi tempe juga berperan dalam mendukung pangan berkelanjutan dan melatih WBP memiliki keahlian yang bisa dimanfaatkan ketika bermasyarakat nantinya.

"Mereka belajar tentang kerja tim, tanggung jawab, dan disiplin melalui kegiatan produksi tempe. Untuk itu saya memberikan apresiasi kepada Kalapas Torkis untuk melanjutkan pembinaan tersebut dan mengembangkan inovasi pembinaan lainnya," ujar lham.