Taman Hutan Kota di OKU diproyeksikan jadi ikon paru-paru Baturaja

id Taman hutan kota, pelestarian lingkungan, gerakan menanam pohon, icon Kabupaten OKU, Gempa Sabatra

Taman Hutan Kota di OKU diproyeksikan jadi ikon paru-paru Baturaja

Taman Sukaraya salah satu taman yang dibangun Dinas Perkim Kabupaten OKU. ANTARA/Edo Purmana

Baturaja (ANTARA) - Taman Hutan Kota di Kecamatan Baturaja Timur, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan diproyeksikan menjadi ikon paru-paru Kota Baturaja untuk menjaga kelestarian, keserasian dan keseimbangan ekosistem perkotaan di wilayah itu.

"Kami memproyeksikan kawasan Taman Hutan Kota (Tahura) akan menjadi ikonnya paru-paru Kota Baturaja," kata Pengawas Penasehat Lembaga Lingkungan Hidup Gempa Sabatra (GS), M Saleh Tito di Baturaja, ibu Kota Kabupaten OKU, Senin.

Dia mengatakan, lingkungan taman hutan kota yang terletak di daerah perkotaan akan menjadi lebih indah dengan berbagai tumbuhan hijau yang tumbuh di sekitarnya.

Hutan kota juga bisa membantu menjaga sistem klimatologis di wilayah tersebut dan menjadikan iklim menjadi sejuk dan lebih stabil.

Melalui pemanfaatan hutan kota, anggota DPRD Kabupaten OKU itu menilai bahwa kawasan tersebut akan menjadi wilayah penyerapan air tanah yang stabil, terutama apabila musim kemarau melanda.

"Hutan kota mampu memberikan edukasi bagi masyarakat sebagai laboratorium hidup untuk dapat mengenal dan mempelajari lebih dalam berbagai jenis flora dan fauna yang terdapat di dalamnya," jelasnya.

Untuk mewujudkan hal tersebut, kata dia, pihaknya melakukan gerakan menanam bibit pohon di taman hutan kota agar semakin hijau dan lestari.

Gerakan menanam berbagai jenis pohon serta buah ini sebagai jangka panjang dalam upaya menyelamatkan lingkungan yang saat ini dirasakan sudah mulai rusak.

Menurut dia, gerakan menanam satu juta pohon tersebut merupakan salah satu rangkaian dari program KPA Gempa Sabatra yang fokus dilakukan di sejumlah kawasan hutan Kota Baturaja.

"Kegiatan ini bertujuan untuk menyelamatkan lingkungan khususnya kawasan pinggiran Kota Baturaja karena dalam waktu 10-20 tahun kemudian akan sulit mencari hutan di tengah kota," ujarnya.