Komisaris Pusri temui petani perkebunan dan pangan di Jember
Tiga hal penting selain menjalin hubungan dengan baik, yakni pemerintahan yang harus adil, terkait bagaimana agar bisa membagi pupuk secara adil, tidak menumpuk di titik tertentu, sehingga kabupaten/kota lain bisa kebagian
Jember, Jawa Timur (ANTARA) - Komisaris Independen PT Pupuk Sriwidjaja Palembang (Pusri) Amiruddin Nahrawi didampingi SVP Transformasi Bisnis PT Pusri Fakhrurrazi menemui petani perkebunan dan pangan se-tapal kuda Jawa Timur di Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan ( P4S) Taruna Bhumi, Padepokan Arum Sabil, Kabupaten Jember, Sabtu (28/5).
Kedatangan PT Pusri disambut langsung oleh Wakil Ketua Umum HKTI Arum Sabil dengan didampingi Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jatim Heru Suseno, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jatim Hadi Sulistyo dan Kepala Inspektorat Provinsi Jatim Helmy Perdana Putera.
"Nantinya kami akan mengumpulkan seluruh pihak terkait persoalan pupuk untuk menyerap aspirasi," kata Amiruddin Nahrawi dalam rilis yang diterima ANTARA di Kabupaten Jember, Minggu.
Menurutnya adanya pertemuan itu untuk menyatukan semuanya, antara pengusaha dan pemerintah untuk berkumpul karena hal itu penting agar dapat saling mengenal antar personal dan menjalin kerja sama yang baik.
"Tiga hal penting selain menjalin hubungan dengan baik, yakni pemerintahan yang harus adil, terkait bagaimana agar bisa membagi pupuk secara adil, tidak menumpuk di titik tertentu, sehingga kabupaten/kota lain bisa kebagian," katanya.
Baca juga: Pusri raih penghargaan pada ajang Indonesia Green & Sustainabel Companies Award 2022
Selain itu, lanjut dia, kasih sayang orang yang memiliki kepada orang yang membutuhkan, misalkan disaat petani membutuhkan pupuk, maka harus dijaga ketersediaan pupuk tersebut.
"Jangan sampai terjadi kasus keterlambatan pupuk yang mengakibatkan banyak tanaman mati dan misalkan bisa sampai panen maka hasil panennya menjadi murah karena kualitasnya rendah. Itulah pentingnya merubah mindset yang ada saat ini," tuturnya.
Ia menjelaskan pemerintah harus bisa membimbing petani agar petani tidak rugi karena segala input pertanian seperti halnya pupuk, apabila dapat dijaga ketersediaannya, maka manfaatnya meluas tidak hanya petani, namun juga hingga ke konsumen karena petani adalah pahlawan.
Sementara Wakil Ketua Umum HKTI Arum Sabil mengatakan pertemuan itu merupakan awal kekuatan, semangat, dan harapan bagi para petani karena sering kali ketersediaan pupuk menjadi masalah saat ini.
Baca juga: Pusri pastikan menggunakan teknologi ramah lingkungan bangun Pusri III-B
Bahkan ia sempat tertipu pembelian pupuk palsu sebanyak 100 ton dengan kisaran harga nyaris Rp500 juta yang ternyata setelah datang dan diaplikasikan berisi campuran dari tepung, garam, dan gamping.
Amiruddin yang juga dikenal sebagai tokoh Nahdlatul Ulama asal Sumatera Selatan (Sumsel) tersebut sebelumnya telah melakukan pertemuan dengan Dinas Pertanian Jatim serta berdialog dengan para petani, pengecer dan distributor di Pasuruan, bahkan telah bersilaturahim dengan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa.
Arum berpesan kepada rekan-rekan PT Pusri dan Pupuk Indonesia untuk dapat meneladani semangat dari Amiruddin yang biasa dipanggil Cak Amir karena kehadirannya guna menyapa secara langsung dan ingin menyerap aspirasi petani dinilai sangat baik.
Baca juga: PT Pusri Palembang gelar bersih-bersih di Teluk Lampung
"Saya tahu, Cak Amirsendiri belum banyak memahami pupuk tapi beliau selaku Komisaris Independen PT Pusri hadir di tengah kita untuk ingin tahu apa yang sedang terjadi pada kondisi petani," katanya.
Arum berharap PT Pusri dan Pupuk Indonesia ke depan dapat membangun sinergi dan semangat kemitraan yang baik dengan petani karena dikhawatirkan ketika pupuk subsidi sudah ditarik, maka pupuk dibawah naungan BUMN dapat kalah bersaing, sehingga silaturahmi dan kerja sama harus bisa dirawat dengan baik.
Sementara Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jatim Hadi Sulistyo mengatakan kehadiran Komisaris PT Pusri untuk melihat situasi peredaran pupuk yang ada di Jatim terutama di Jember karena produksi pupuk PT Pusri hanya memproduksi pupuk urea di 14 kabupaten di Jatim.
"Saat ini jumlahnya baru terserap 37 persen dari sejumlah 318.532 ton urea. Itu harus ada upaya dari pihak direksi agar dapat menggenjot penyerapan," ujarnya.
Ia menjelaskan ada dua hal kemungkinan petani tidak segera menyerap pupuk urea tersebut karena petani mungkin belum punya uang untuk menebus atau memang belum waktunya masa tanam.
"Kedua hal itu yang menjadi penghambat penyerapan pupuk, sehingga kehadiran Cak Amir di Jatim sangat diapresiasi," katanya.
Baca juga: Pusri raih dua penghargaan Anugerah BUMN 2022
Baca juga: Pusri gandeng Polda Sumsel amankan aset objek vital negara dan kegiatan bisnis
Kedatangan PT Pusri disambut langsung oleh Wakil Ketua Umum HKTI Arum Sabil dengan didampingi Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jatim Heru Suseno, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jatim Hadi Sulistyo dan Kepala Inspektorat Provinsi Jatim Helmy Perdana Putera.
"Nantinya kami akan mengumpulkan seluruh pihak terkait persoalan pupuk untuk menyerap aspirasi," kata Amiruddin Nahrawi dalam rilis yang diterima ANTARA di Kabupaten Jember, Minggu.
Menurutnya adanya pertemuan itu untuk menyatukan semuanya, antara pengusaha dan pemerintah untuk berkumpul karena hal itu penting agar dapat saling mengenal antar personal dan menjalin kerja sama yang baik.
"Tiga hal penting selain menjalin hubungan dengan baik, yakni pemerintahan yang harus adil, terkait bagaimana agar bisa membagi pupuk secara adil, tidak menumpuk di titik tertentu, sehingga kabupaten/kota lain bisa kebagian," katanya.
Baca juga: Pusri raih penghargaan pada ajang Indonesia Green & Sustainabel Companies Award 2022
Selain itu, lanjut dia, kasih sayang orang yang memiliki kepada orang yang membutuhkan, misalkan disaat petani membutuhkan pupuk, maka harus dijaga ketersediaan pupuk tersebut.
"Jangan sampai terjadi kasus keterlambatan pupuk yang mengakibatkan banyak tanaman mati dan misalkan bisa sampai panen maka hasil panennya menjadi murah karena kualitasnya rendah. Itulah pentingnya merubah mindset yang ada saat ini," tuturnya.
Ia menjelaskan pemerintah harus bisa membimbing petani agar petani tidak rugi karena segala input pertanian seperti halnya pupuk, apabila dapat dijaga ketersediaannya, maka manfaatnya meluas tidak hanya petani, namun juga hingga ke konsumen karena petani adalah pahlawan.
Sementara Wakil Ketua Umum HKTI Arum Sabil mengatakan pertemuan itu merupakan awal kekuatan, semangat, dan harapan bagi para petani karena sering kali ketersediaan pupuk menjadi masalah saat ini.
Baca juga: Pusri pastikan menggunakan teknologi ramah lingkungan bangun Pusri III-B
Bahkan ia sempat tertipu pembelian pupuk palsu sebanyak 100 ton dengan kisaran harga nyaris Rp500 juta yang ternyata setelah datang dan diaplikasikan berisi campuran dari tepung, garam, dan gamping.
Amiruddin yang juga dikenal sebagai tokoh Nahdlatul Ulama asal Sumatera Selatan (Sumsel) tersebut sebelumnya telah melakukan pertemuan dengan Dinas Pertanian Jatim serta berdialog dengan para petani, pengecer dan distributor di Pasuruan, bahkan telah bersilaturahim dengan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa.
Arum berpesan kepada rekan-rekan PT Pusri dan Pupuk Indonesia untuk dapat meneladani semangat dari Amiruddin yang biasa dipanggil Cak Amir karena kehadirannya guna menyapa secara langsung dan ingin menyerap aspirasi petani dinilai sangat baik.
Baca juga: PT Pusri Palembang gelar bersih-bersih di Teluk Lampung
"Saya tahu, Cak Amirsendiri belum banyak memahami pupuk tapi beliau selaku Komisaris Independen PT Pusri hadir di tengah kita untuk ingin tahu apa yang sedang terjadi pada kondisi petani," katanya.
Arum berharap PT Pusri dan Pupuk Indonesia ke depan dapat membangun sinergi dan semangat kemitraan yang baik dengan petani karena dikhawatirkan ketika pupuk subsidi sudah ditarik, maka pupuk dibawah naungan BUMN dapat kalah bersaing, sehingga silaturahmi dan kerja sama harus bisa dirawat dengan baik.
Sementara Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jatim Hadi Sulistyo mengatakan kehadiran Komisaris PT Pusri untuk melihat situasi peredaran pupuk yang ada di Jatim terutama di Jember karena produksi pupuk PT Pusri hanya memproduksi pupuk urea di 14 kabupaten di Jatim.
"Saat ini jumlahnya baru terserap 37 persen dari sejumlah 318.532 ton urea. Itu harus ada upaya dari pihak direksi agar dapat menggenjot penyerapan," ujarnya.
Ia menjelaskan ada dua hal kemungkinan petani tidak segera menyerap pupuk urea tersebut karena petani mungkin belum punya uang untuk menebus atau memang belum waktunya masa tanam.
"Kedua hal itu yang menjadi penghambat penyerapan pupuk, sehingga kehadiran Cak Amir di Jatim sangat diapresiasi," katanya.
Baca juga: Pusri raih dua penghargaan Anugerah BUMN 2022
Baca juga: Pusri gandeng Polda Sumsel amankan aset objek vital negara dan kegiatan bisnis