"Canting Kencana", pendampingan calon pengantin di OKI cegah stunting

id kabupaten OKI,stunting,kekerdilan,cegah stunting,canting kencana

"Canting Kencana", pendampingan calon pengantin di OKI cegah stunting

Rakor Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten OKI, Selasa. (ANTARA/HO-Diskominfo OKI/2022)

Canting Kencana merupakan inovasi DPPKB OKI guna mencegah kelahiran stunting dan meningkatkan kualitas keluarga terencana melalui tim pendamping keluarga yang bertugas di setiap desa
OKI, Sumsel (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, akan terus berupaya menurunkan angka prevalensi stunting atau kekerdilan anak, salah satunya dengan mencegah stunting mulai dari hulu melalui program "Cegah Stunting dan Tingkatan Kualitas Keluarga dengan Terencana" atau (Canting Kencana).

"Canting Kencana" merupakan program kolaborasi antara Pemkab OKI dengan Kementerian Agama untuk mendampingi para calon pengantin agar mendapat pendampingan masalah kesehatan dari Tim Pendamping Keluarga (TPK) sehingga bisa mencegah stunting sejak awal, ujar Kepala Dinas Pengendalian Pendudukan dan Keluarga Berencana (DPPKB) kabupaten setempat H.M. Lubis saat Rakor Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten OKI, Selasa.

Tim pendamping keluarga ini terdiri dari kader keluarga, bidan, kader PKK, Kantor Urusan Agama (KUA) yang bertugas memberikan konsultasi hingga pengecekan kesehatan calon pengantin.

"Canting Kencana merupakan inovasi DPPKB OKI guna mencegah kelahiran stunting dan meningkatkan kualitas keluarga terencana melalui tim pendamping keluarga yang bertugas di setiap desa untuk memberikan  pendampingan, penyuluhan, pelaporan bahkan sampai dengan rujukan elektronik siap nikah dan siap hamil (Elsimil)", katanya.
Rakor Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten OKI, Selasa. (ANTARA/HO-Diskominfo OKI/2022)


Lubis mengatakan terdapat 602 tim pendamping keluarga dengan 1.806 personel yang bertugas mendata keluarga yang berisiko stunting di Kabupaten OKI.

Sementara Wakil Bupati OKI H.M. Dja'far Shodiq mengatakan perlu upaya bersama untuk menurunkan stunting.

Baca juga: BKKBN catat angka stunting di Sumsel capai 24,8 persen
"Upaya percepatan penurunan stunting akan lebih mudah tercapai dengan cara kolaborasi sehingga Kabupaten Ogan Komering Ilir bisa mencegah adanya kelahiran stunting baru", kata Wabup Shodiq

Rakor ini juga ditandai dengan penandatanganan komitmen bersama seluruh camat dan jajaran Kementerian Agama (Kemenag) OKI untuk memberikan konseling dan pemahaman pra-nikah pada calon pengantin guna mencipatkan keluarga berkualitas.

Kepala BKKN Perwakilan Provinsi Sumatera Selatan melalui Koordinator bidang advokasi penggerakan dan informasi (Adpin) Evi Silviani mengatakan dalam Perpres 72 tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting yaitu pencegahan stunting menjadi prioritas program nasional untuk menurunkan presentase stunting di angka 14 persen sampai dengan tahun 2024.

"Guna mencegah terjadinya kelahiran stunting akan ada kerjasama yang holistik bersama KUA dan puskesmas memberikan pendampingan kepada calon pengantin dan pasangan muda subur untuk penyiapan kehidupan berkeluarga yang terencana dan berkualitas", ungkap Evi.
Baca juga: Pemerintah susun strategi agar stunting turun 3 persen pada 2022
Baca juga: BKKBN turunkan 557 tim pendamping keluarga di Banyuasin cegah kekerdilan anak