Seorang guru di Kediri buat sirup jahe lemon penambah imun

id sirup jahe lemon kediri,sirup jahe kediri,umkm kediri ,pemkab kediri,berita sumsel, berita palembang, antara palembang

Seorang guru di Kediri buat sirup jahe lemon  penambah imun

Apen menunjukkan sirup jahe lemon yang diproduksinya. ANTARA Jatim/ Asmaul

Kediri (ANTARA) - Seorang guru bernama Apen, yang juga warga Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, membuat olahan sirup jale lemon, yang diklaim dapat menambah imun di tengah pandemi COVID-19.

Sirup yang dibuatnya menggunakan bahan-bahan alami seperti jahe gajah, jahe merah yang diolah dengan tambahan buah lemon.

"Beberapa orang takut mengkonsumsi lemon karena memiliki penyakit asam lambung. Tapi, kami sudah mencari informasi dari dokter bahwa kandungan vitamin C pada lemon tidak akan memperparah kadar asam lambung seseorang," kata Apen yang seorang guru agama di SD Pelem 1, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri ini, Jumat.

Ia mengakui, usaha membuat sirup ini baru ditekuninya beberapa waktu terakhir di masa pandemi COVID-19 ini. Namun, produksinya ternyata banyak diminati masyarakat karena kandungan jahe dan lemon yang diolah menjadi sirup praktis menjadi minuman penambah imun di tengah pandemi ini.

Untuk membuat sirup ini, Apen mengatakan mengolah terlebih dahulu jahe. Awalnya, jahe dibersihkan sampai bersih lalu diiris kecil-kecil dan dikeringkan. Setelahnya baru diolah ditambah dengan air perasan lemon.

Dari 1 kilogram jahe yang diolah bisa menghasilkan tujuh botol sirup ukuran 350 mililiter.

Selain itu, sisa olahan juga bisa dibuat manisan jahe dan bisa dijual. Untuk sirup jahe dijual seharga Rp30 ribu per botol, sedangkan manisan jahe dijual Rp15 ribu per kemasan.

Dirinya mengaku bersyukur usaha yang digelutinya ini membuahkan hasil.

Dulu, dirinya ikut pelatihan kewirausahaan selama dua tahun secara daring. Kini, usahanya ini berkembang. Penjualan hingga ke luar pulau, di antaranya Pulau Kalimantan.

Di cuaca yang hujan seperti saat ini, Apen juga mengaku ada kendala yang dihadapi. Pengeringan rempah-rempah membutuhkan waktu yang lebih lama, antara 6-8 jam, berbeda saat kemarau yang relatif lebih singkat.

Untuk itu, dirinya saat ini berusaha untuk mengumpulkan modal membeli alat pengering. Ia pun berharap ada program dari pemerintah daerah untuk membantu UMKM kecil seperti dirinya, untuk mempunyai pengering atau Dehydrator, sehingga rempah-rempah bisa lebih cepat kering.

"Kalau saat penghujan memang berpacu dengan waktu, karena sinar matahari tidak selalu panas di daerah saya. Kadang-kadang mendung dan tiba-tiba hujan. Kami tentunya berharap jika ada program bantuan untuk UMKM, bisa diberikan Dehydrator, jadinya rempah-rempah cepat kering dan bisa diolah menjadi sirup," kata Apen.

Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perdagangan Kabupaten Kediri Tutik Puwaningsih mengatakan pihaknya tetap mendukung UMKM di Kabupaten Kediri untuk terus kreatif membuat usaha.

Pihaknya juga berharap pemilik UMKM melengkapi izin usaha serta juga memenuhi standar usaha. Salah satunya, Dinas Perdagangan Kabupaten Kediri mengadakan sosialisasi dan pelatihan standarisasi mutu produk IKM Kabupaten Kediri.

"Kami sering ada kegiatan sosialisasi dan pelatihan. Kami juga berharap, pemilik UMKM mengurus perizinan, sehingga memudahkan ke depannya," kata Tutik.