Palembang (ANTARA) - Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru mengimbau semua pihak dan lapisan masyarakat tidak melonggarkan protokol kesehatan (prokes) dalam kondisi lonjakan kasus COVID-19 dan ancaman varian Omicron saat ini.
"Prokes harus terus diterapkan bahkan ditingkatkan kualitasnya, peningkatan kasus penularan virus corona akhir-akhir ini salah satunya diakibatkan mulai longgarnya masyarakat menerapkan prokes," kata Herman Deru di Palembang, Kamis.
Untuk menegakkan disiplin penerapan prokes, pihaknya bersama bupati/wali kota di 17 kabupaten/kota terus berupaya melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk mengingatkan mereka agar selalu memakai masker, mencuci tangan, mencegah terjadinya kerumunan dan mengurangi mobilitas.
Selain itu, pihaknya juga berupaya mendukung pemerintah kabupaten/kota menegakkan aturan PPKM dan prokes di pusat keramaian dan tempat usaha sesuai ketentuan dan levelnya.
Melalui upaya tersebut, diharapkan kasus penularan COVID-19 dapat dikendalikan agar tidak terus meningkat dan menjadi kejadian luar biasa.
Berdasarkan data 16 Februari 2022 tercatat 1.043 orang terkonfirmasi positif COVID-19.
Kasus positif COVID-19 itu diprediksi terus meningkat hingga Maret 2022 sehingga perlu dilakukan berbagai tindakan pencegahan salah satunya dengan menerapkan prokes secara ketat, ujar Herman Deru.
Sementara sebelumnya Kepala Dinas Kesehatan Sumsel Lesty Nurainy menjelaskan bahwa tingkat keterisian rumah sakit atau 'bed occupancy rate -BOR' di provinsi setempat mengalami peningkatan seiring terjadi penambahan pasien COVID-19 dalam sebulan terakhir.
Untuk Sumsel secara umum BOR nya terus bergerak naik, sekarang ini mencapai 38 persen dari 1.839 tempat tidur yang tersedia dan di Kota Palembang 56 persen (dari 881 tempat tidur).
Untuk mencegah BOR ke posisi warpada (warning) 70 persen, pihaknya mengimbau kepada semua pihak dan lapisan masyarakat mendukung upaya pemerintah terus menekan angka penularan COVID-19, ujar Kadinkes.