BPBD Ogan Ilir mendeteksi kandungan gas rawa di sumur bor Indralaya
Palembang (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan melaporkan tim gabungan pengendalian operasi mendeteksi terdapat kandungan gas rawa di lokasi pengeboran sumur daerah setempat.
Kepala Pelaksana BPBD Ogan Ilir Edy Rahmat di Indrayala, Ogan Ilir, Minggu, mengatakan tanah pengeboran pembuatan sumur itu berlokasi Kelurahan Indralaya Indah, Kecamatan Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir.
Pihaknya menerima laporan warga, pada Sabtu (14/9) petang sekitar pukul 18.05 WIB, dari lubang sumur bor tersebut menyemburkan lumpur bermaterial pasir, bebatuan kecil dan dikhawatirkan mengandung campuran gas.
Pekerja PT. Pertamina EP yang tergabung dalam tim pengendalian operasi daerah setempat langsung melakukan observasi menggunakan alat khusus, dan mendeteksi terdapat kandungan gas rawa yang bercampur material semburan.
Kemudian, tim gabungan memastikan semburan lumpur tersebut terus menyusut dan sudah berhenti pagi tadi sekitar pukul 05.20 WIB.
Kendati demikian, Rahmat memastikan, tim gabungan pengendalian operasi TNI,Polri, Basarnas, PT. Pertamina dan instansi terkait lain masih bersiaga di tempat kejadian perkara untuk melangsungkan upaya penanggulangan.
“Sudah tidak ada lagi semburan, tapi warga setempat dihimbau untuk menjauh dari titik lokasi berjarak sekitar 50 meter yang sudah dipasang garis pembatas kepolisian, termasuk dilarang menghidupkan sampai upaya penanggulangan selesai,” kata dia.
Sebelumnya, Amirullah (31), warga Kelurahan Indralaya Indah, saat dikonfirmasi melalui saluran telepon, mengatakan tanah galian sumur bor itu berada di lingkungan Sekolah Islam Terpadu (SIT) Menara Fitrah Indralaya yang berjarak sekitar 50 meter dari rumahnya.
Tanah galian sumur tersebut mulai menyemburkan lumpur berpasir dan bebatuan kecil hingga sekitar 20 meter, Sabtu (24/9) petang atau tepat saat warga setempat hendak melaksanakan sholat maghrib.
Amirullah mengaku, sebelum menyemburkan lumpur, dirinya dan warga setempat mendengar suara gemuruh dan getaran dari dalam tanah di sekitar lokasi tempat kejadian perkara.
"Warga khawatir dari semburan itu mengandung gas/minyak hingga dapat menyebabkan bencana yang lebih besar. Sebab sampai dini hari sekitar pukul 01.20 WIB semburan lumpur tersebut masih berlangsung," kata dia.
Camat Indralaya, Lamsari, mengatakan berdasarkan informasi dari Pembina SIT Menara Fitrah menyampaikan, mereka sedang melakukan pengeboran sumur yang pengerjaannya didapatkan atas bantuan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan.
Pengeboran sumur untuk memenuhi kebutuhan air bersih di lembaga pendidikan itu mempunyai target hingga mencapai kedalaman 158 meter.
Namun saat tim pekerja merealisasikan pengeboran pada kedalaman 100 meter, lubang tersebut menyemburkan material lumpur.
Pihaknya langsung melaporkan peristiwa tersebut kepada petugas BPBD Ogan Ilir, Polres Ogan Ilir, termasuk petugas dari PT. Pertamina EP yang sampai saat ini masih bersiaga melakukan langkah penanggulangan sehingga semburan tidak berdampak kepada para warga yang bermukim di sekitar lingkungan tempat kejadian.
Kepala Pelaksana BPBD Ogan Ilir Edy Rahmat di Indrayala, Ogan Ilir, Minggu, mengatakan tanah pengeboran pembuatan sumur itu berlokasi Kelurahan Indralaya Indah, Kecamatan Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir.
Pihaknya menerima laporan warga, pada Sabtu (14/9) petang sekitar pukul 18.05 WIB, dari lubang sumur bor tersebut menyemburkan lumpur bermaterial pasir, bebatuan kecil dan dikhawatirkan mengandung campuran gas.
Pekerja PT. Pertamina EP yang tergabung dalam tim pengendalian operasi daerah setempat langsung melakukan observasi menggunakan alat khusus, dan mendeteksi terdapat kandungan gas rawa yang bercampur material semburan.
Kemudian, tim gabungan memastikan semburan lumpur tersebut terus menyusut dan sudah berhenti pagi tadi sekitar pukul 05.20 WIB.
Kendati demikian, Rahmat memastikan, tim gabungan pengendalian operasi TNI,Polri, Basarnas, PT. Pertamina dan instansi terkait lain masih bersiaga di tempat kejadian perkara untuk melangsungkan upaya penanggulangan.
“Sudah tidak ada lagi semburan, tapi warga setempat dihimbau untuk menjauh dari titik lokasi berjarak sekitar 50 meter yang sudah dipasang garis pembatas kepolisian, termasuk dilarang menghidupkan sampai upaya penanggulangan selesai,” kata dia.
Sebelumnya, Amirullah (31), warga Kelurahan Indralaya Indah, saat dikonfirmasi melalui saluran telepon, mengatakan tanah galian sumur bor itu berada di lingkungan Sekolah Islam Terpadu (SIT) Menara Fitrah Indralaya yang berjarak sekitar 50 meter dari rumahnya.
Tanah galian sumur tersebut mulai menyemburkan lumpur berpasir dan bebatuan kecil hingga sekitar 20 meter, Sabtu (24/9) petang atau tepat saat warga setempat hendak melaksanakan sholat maghrib.
Amirullah mengaku, sebelum menyemburkan lumpur, dirinya dan warga setempat mendengar suara gemuruh dan getaran dari dalam tanah di sekitar lokasi tempat kejadian perkara.
"Warga khawatir dari semburan itu mengandung gas/minyak hingga dapat menyebabkan bencana yang lebih besar. Sebab sampai dini hari sekitar pukul 01.20 WIB semburan lumpur tersebut masih berlangsung," kata dia.
Camat Indralaya, Lamsari, mengatakan berdasarkan informasi dari Pembina SIT Menara Fitrah menyampaikan, mereka sedang melakukan pengeboran sumur yang pengerjaannya didapatkan atas bantuan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan.
Pengeboran sumur untuk memenuhi kebutuhan air bersih di lembaga pendidikan itu mempunyai target hingga mencapai kedalaman 158 meter.
Namun saat tim pekerja merealisasikan pengeboran pada kedalaman 100 meter, lubang tersebut menyemburkan material lumpur.
Pihaknya langsung melaporkan peristiwa tersebut kepada petugas BPBD Ogan Ilir, Polres Ogan Ilir, termasuk petugas dari PT. Pertamina EP yang sampai saat ini masih bersiaga melakukan langkah penanggulangan sehingga semburan tidak berdampak kepada para warga yang bermukim di sekitar lingkungan tempat kejadian.